SEMARANG, suaramerdeka.com- Makan barbar berbagai olahan masakan tinggi kolesterol ternyata tak membuat jera.
Bahkan saking seringnya diberi resep obat penurun kolesterol Statin, dianggap bukan kolesterol tinggi bukan masalah karena ada solusinya.
Namun Statin ini berisiko jika dikonsumsi terus menerus, sehingga lebih baik mengubah pola makan.
Dokter Ema Surya Pertiwi dalam kanal YouTube emasuperr menyampaikan, di balik kenikmatan makan membuat kolestrol makin tak terkontrol.
Low-density lipoprotein (LDL) yang meningkat ini bisa memacu penyumbatan pembuluh darah dan berujung penyakit jantung atau stroke.
Statin menjadi obat penurun kolestrol yang paling sering diresepkan tapi jangan sampai ini dimanfaatkan.
Statin menjadi obat penurun kolestrol yang paling sering diresepkan tapi jangan sampai ini dimanfaatkan.
Menganggap kolesterol bakal turun dengan mudah, orang langsung menyediakan obat tersebut.
Padahal yang harus dilakukan adalah mengubah pola makannya itu jauh lebih baik.
Statin yang bisa diberikan pada pasien dengan kadar LDL tinggi di atas 190, pasien diabeter usia 20-75 tahun dan pasien risiko jantung untuk membantu menstabilkan kadar LDL dan kolestrolnya.
Baca Juga: Cukup Pakai Ramuan Dua Bahan Ini, Daun Tanaman Hias Alocasia dan Aglonema Kesayangan Auto Glowing
Sayangnya meski banyak diresepkan, Statin ini juga berisiko tinggi apalagi pada seseorang yang tidak mau mengubah pola makan.
Sayangnya meski banyak diresepkan, Statin ini juga berisiko tinggi apalagi pada seseorang yang tidak mau mengubah pola makan.
Lalu apa saja dampaknya yang bisa dirasakan?
1. Meningkatkan risiko diabetes
1. Meningkatkan risiko diabetes
Bagi seseorang yang punya risiko pre-diabetes. obesitas, gangguan produksi insulin harus diwaspadai.
Sudah banyak uji klinis yang membuktikan penggunaan Statin bisa meningkatkan kadar gula darah dan risiko penyakit diabetes.
Baca Juga: Stres Gagal Terus Diet Ketat, Coba Ganti Cara Makan Dengan Mata Tertutup. Ternyata Ini Alasannya
2. Efek pada otot
Penggunaan Statin dalam jangka panjang meningkatkan risiko nyeri atau perlemasan pada otot.
3. Meningkatkan enzim hati
3. Meningkatkan enzim hati
Konsumsi dengan dosis yang besar dalam jangka panjang menyebabkan risiko kerusakan hati pada pasien yang terus menerus menggunakan Statin.
Biasanya enzim hati ini akan kembali stabil jika pasien menghentikan konsumsi Statin.
Baca Juga: Gagal Terus Turunkan Berat Badan? Coba Cara Diet dengan Air Es Ini Menurut Dokter Saddam Ismail
Jika memiliki risiko hepatitis, penyakit kuning konsultasikan dulu sebelum mengkonsumsi Statin.
4. Penurunan daya ingat dan kognitif
4. Penurunan daya ingat dan kognitif
Tidak heran seseorang menjadi gampang lupa dan kebingungan.
Penurunan berpikir terjadi jika mengkonsumsi Statin dalam jangka panjang.
Penderita akan sulit menghitung dan terjadi perubahan daya ingat.
Segera konsultasikan ke dokter ya jika mengalami keluhan seperti ini.
Dokter Ema berpesan, walaupun Statin sebenarnya bagus banget untuk menurunkan kadar kolestrol, jangan dipakai serampangan.
Dokter Ema berpesan, walaupun Statin sebenarnya bagus banget untuk menurunkan kadar kolestrol, jangan dipakai serampangan.
Baca Juga: Insomnia Dijamin Kabur, Cukup Ambil Buah Kiwi dan Almond untuk Meningkatkan Kualitas Tidur
Risikonya tinggi jika dikonsumsi sembarangan ditambah lagi tidak melakukan perubahan pola makan dan pola hidup.
Meskipun konsumsi Statin tetap disarankan pola hidup dan pola makan demi menjaga kadar kolestrol tetap normal.
Artikel Terkait
Suka Minum Kopi tapi Punya Hipertensi, Diabetes Serta Sering Mual? Begini Tipsnya
Konsumsi Telur Khawatir Kolestrol? Batasi Jumlahnya dan Begini Tips Mengolahnya
Ini 8 Tanda Kolesterol Tinggi. Jangan Sepelekan Nomor 7, Bisa Picu Kristal Batu Empedu
Insomnia Dijamin Kabur, Cukup Ambil Buah Kiwi dan Almond untuk Meningkatkan Kualitas Tidur