Oleh karena itu, menurut Budi untuk menghindari tertular cacar monyet pun jauh lebih mudah. Karena gejalanya terlihat maka tidak perlu berkontak fisik dengan pasien dan tidak akan tertular.
"Penularan terjadi pada saat sudah bergejala yang kedua harus kontak fisik. Kita tahu tuh kalau orang udah sakit udah bintik-bintik ya, jangan kontak fisik sama orang yang bersangkutan itu," kata Budi.
Pria yang akrab disapa BGS itu juga menjelaskan tingkat fatalitas monkeypox hingga sekarang masih kecil. Dari sekitar 35 ribu kasus di dunia, 12 orang dilaporkan meninggal.
Dia mengatakan kasus meninggal terjadi bukan akibat virus yang membawa monkeypox. Namun karena infeksi kedua, yakni saat sudah terkena virus kemudian menggaruk bintik yang muncul.
Baca Juga: Puncak HUT RI, Warga Jatirejo Gunungpati Santap Sego Guling Bersama
"Orang meninggal biasa karena secondary infection. Udah infeksi di kulit kemudian garuk-garuk macam infeksi yang masuk ke ini kemudian kena infeksi bakteri di paru yang meninggal gara-gara pneumonia atau nanti infeksi ya masuk ke infeksi di meningitis di otak oleh bakteri," jelasnya.
"Tapi bukan meninggalnya gara-gara infeksi oleh virusnya di kulit. Jadi teman-teman enggak usah terlalu khawatir ini sudah terjadi di Indonesia".
Dalam kesempatan itu Budi juga ditanyakan terkait vaksin cacar monyet. Dia menjelaskan vaksin cacar sudah banyak diberikan pada mereka yang lahir 1980 ke atas dan itu berlaku seumur hidup.
Baca Juga: Cristiano Ronaldo Jengah Pemberitaan Media, Merasa Terus Menerus Difitnah
"Dia (cacar monyet) virus DNA kalau Covid RNA. Lebih besar nukleotidanya 305.000, kalau virus Covid-19 itu sekitar 31 ribu kalau di Whole genome sequencing. Kalau virusnya cacar monyet ini vaksinasinya, sampai tahun 1980," kata Budi.
"Vaksin Covid-19 yang berlakunya 6 bulan ini sekali divaksin berlakunya seumur hidup. Jadi teman-teman yang lahirnya di 1180 ke bawah kayak saya udah tua-tua itu terproteksi".
Itu juga yang menyebabkan kasus di Asia jauh lebih rendah dibandingkan di Eropa, di mana kasusnya muncul lebih dulu. Karena itu vaksin cacar berhenti dengan cepat dan imunitasnya pun rendah.
Sementara Asia, masyarakatnya banyak yang divaksinasi. Diharapkan ini membuat orang-orang yang lahir hingga 1980 masih memiliki antibodi dari vaksin tersebut.
"Sedangkan orang Indonesia, pandemi cacar masih kena termasuk orang-orang kaya saya itu di vaksinasi situ. Sehingga masih ada antibodi ya. Dengan demikian diharapkan orang-orang yang lahir di bawah tahun 1980 harusnya masih ada antibodinya," ungkapnya.
Artikel Terkait
Amerika Serikat Umumkan Wabah Cacar Monyet Sebagai Darurat Kesehatan Nasional
Belum Ada Temuan Cacar Monyet di Kota Semarang, Kadinkes: Tetap Waspada!
Hati-hati Cacar Monyet Sudah Masuk RI, Menular Lewat Apa Saja?
Temuan Kasus Cacar Monyet Pertama di Indonesia, Kemenkes: Tidak Perlu Dirawat, Cukup Isolasi Mandiri
Menyebar ke Indonesia, Ini Curhatan Pengidap Cacar Monyet: Rasa Sakitnya Luar Biasa