Ampo dari Tanah Liat, Cemilan Unik Khas Tuban, Ternyata Punya Khasiat Ampuh Lho!

SUARAMERDEKA.COM - Tak hanya kaya akan suku dan budaya, Indonesia juga kaya akan berbagai makanan khas yang unik. Salah satunya adalah Ampo yang berasal dari Tuban, Jawa Timur.

Hal yang membuat makanan ini unik adalah terbuat dari tanah liat. Namun jangan salah tanah liat yang digunakan bukanlah tanah liat sembarangan. Tanah liat yang digunakan adalah tanah liat yang murni, tidak bercampur kotoran, dan tidak mengandung pasir.

Jenis tanah yang digunakan adalah tanah latosol yaitu tanah yang memiliki tekstur lembut dan tidak mengandung pasir, kerikil dan batu.

angka

Baca Juga: Serius Nih! Bisa Jadi Ada Angka Hoki di Balik Nomor Cantik HP-mu, Cek Yuk Pakai Metode Bagua Shuzi!

Secara sekilas Ampo mirip dengan coklat atau wafer rol, warnanya hitam pekat atau coklat berbentuk rol.

Meskipun terbuat dari tanah liat, Ampo dinilai memiliki dampak positif untuk tubuh karena dapat melindungi dari bakteri dan virus.

Cara membuat Ampo cukup sederhana yaitu dengan menumbuk tanah yang telah disiapkan kemudian dipadatkan menjadi segi empat. Lalu serut tanah hingga membentuk gulungan-gulungan tipis.

Baca Juga: Mukjizat Jimat Angka 8 Bawa Keberuntungan, Fakta Nomor 2 Petunjuk Buat yang Lagi Cari Rumah

Setelah berbentuk gulungan-gulungan, ampo dipanggang di atas bara api selama 4 jam. Saat ampo sudah berwarna coklat kehitaman siap disajikan dan dimakan.

Saat dimakan ampo akan terasa renyah dan nada rasa sangit karena efek dipanggang.

Ampo dipercaya sudah ada sejak 350 tahun yang lalu. Makanan unik ini tercipta akibat masyarakat Tuban kesulitan untuk mengakses makanan saat masa penjajahan. Sehingga mencari cara lain untuk mengolah sesuatu yang bisa untuk dimakan. Lalu terciptalah ampo.

Baca Juga: Ingin Bercinta jadi Liar Membara? Plis, Jangan Tempatkan Benda Ini di Dalam Kamar Tidur

Awalnya ampo dikonsumsi oleh ibu-ibu hamil sebagai cemilan untuk mendinginkan perut. Biasanya disajikan dengan air putih atau kopi.

Ampo juga makanan yang diharuskan ada oleh para leluhur pada acara-acara besar seperti pernikahan, sunatan, dan lain sebagainya.