SEMARANG, suaramerdeka.com - Monkeypox atau cacar monyet diberitakan mulai kembali merebak pada pertengahan 2022, dan tersebar di beberapa negara di luar area endemisnya.
Adapun cacar monyet kali pertama ditemukan pada kelompok kera peliharaan untuk penelitian pada 1958 silam.
Tidak hanya pada monyet, virus cacar monyet ini juga ditemukan pada tikus dan tupai.
Pada 1970, cacar monyet diketahui mulai menular ke manusia di Kongo dan dilaporkan juga terjadi di beberapa negara Afrika lainnya.
Pada pertengahan 2022 ini, cacar monyet dilaporkan telah ditemukan di beberapa negara di luar benua Afrika dan jauh dari daerah endemisnya.
Dokter Nomi di kanal YouTube Alodokter mengatakan cacar monyet dilaporkan terjadi di Inggris, Kanada, Amerika dan bahkan di Australia.
WHO telah menetapkan cacar monyet sebagai kejadian luar biasa, dan permasalahan kesehatan global.
Menurut dokter Nomi, saat ini di Indonesia belum dilaporkan adanya kasus cacar monyet.
Namun demikian, tetap harus menjadi perhatian dan kewaspadaan bersama.
Tidak hanya mengenali gejalanya, tetapi juga penularan dan pencegahannya.
Gejala cacar monyet mirip dengan gejala cacar air, tetapi gejalanya baru terlihat setelah virus melewati masa inkubasi sekira 5-21 hari setelah terinfeksi.
Gejala awalnya demam, lelah, lemas, menggigil, sakit kepala, sakit punggung dan nyeri otot serta pembengkakan kelenjar getah bening di leher dan ketiak atau selangkangan.
Baca Juga: Pantau Ramalan Primbon Jawa soal Keistimewaan Weton Senin Wage pada 1 Agustus 2022
Artikel Terkait
Kasus Belum Terdeteksi, Menkes Datangkan Tambahan Reagen untuk Uji Lab Cacar Monyet
Masuk Klasifikasi 1, Indonesia Siapkan Respon soal Cacar Monyet
Hampir 2.500 Kasus Cacar Monyet Tercatat di Inggris, 99,3 Persen Diderita Laki-laki
Deretan Kasus Cacar Monyet di Singapura Serang Pria, Keluhan Demam dan Ruam di Daerah Genital
Apa Beda Gejala Cacar Monyet dan Cacar Air? Cek Faktanya