Akhirnya Pangeran Diponegoro ditangkap, dibawa ke Ungaran, Batavia (Jakarta) hingga Manado dan Makassar di sisa akhir hayatnya.
Karena Pangeran Diponegoro seorang yang waskita, penangkapan tersebut dihadapinya dengan tenang dan tidak melakukan perlawanan.
Dalam keadaan tenang itulah Pangeran Diponegoro membisikkan pesan terakhir kepada kyai Badrudin untuk segera menanam pohon sawo.
Kemudian kyai Badrudin meneruskan pesan tersebut kepada para kyai lainya.
Para kyai tersebut merupakan golongan ulama yang mempunyai kelebihan dalam hal ketakwaan beserta atau karomah.
Kemudian para kyai menanam pohon sawo di depan pesantren dan masjid sebagai sandi bagi laskar Diponegoro agar terus melakukan perlawanan kepada penjajah Belanda.
Jika ditelusuri lebih lanjut, Sawo atau dalam bahasa Arab berbunyi Sawwu memiliki arti Rapatkan Barisan!
Dalam buku tersebut, Kyai Mun'im menjelaskan bahwa sawo berasal dari bahasa Arab, sawwu shufufakum (luruskan/rapatkan barisan).
Hal ini sesuai dengan pepatah, Sawwuu shufuufakum fainna tashwiyata shufuufi min tamaami harakah (rapatkan barisan karena merapatkan barisan prasyarat bagi suksesnya perjuangan).
Perintah menanam pohon sawo yang memiliki makna mendalam ini pun menyebar ke berbagai pelosok dan pesantren.
Sehingga dalam waktu singkat pohon sawo telah ditanam di pesantren-pesantren dan masjid mulai dari Banten, Magelang hingga Banyuwangi.
Baca Juga: Bidik Oleksandr Zinchenko, Arsenal Gelar Negosiasi dengan Manchester City
Artikel Terkait
Ini Alasan Jangan Tanam Pohon Pisang di Depan Rumah, Nomor 4 Sering Terjadi Tengah Malam
Menanam Pohon Bidara Manjur Tolak Bala Hingga Obat Santet Disebutkan dalam Al Quran, Yuk Simak 7 Manfaatnya
Punya Manfaat Mistis Tangkal Santet, Ternyata Menanam Pohon Bidara Tak Bisa Sembarangan, Begini Caranya
Kupas Tuntas Pohon Sukun: Pohon Keselamatan, Jadi Tetenger Kota Semarang hingga Dimitoskan Angker