YOGYAKARTA, suaramerdeka.com - Menyeruput secangkir teh hijau di tengah perkebunan teh Gumilir Desa Purwosari Kecamatan Gurimulyo Kulon Progo terasa nikmat sembari diselimuti dingin sesaat.
Teh organik yang diproduksi dan dikemas sejak tahun 2015 ini tidak hanya bisa dipetik saja oleh wisatawan.
Tetapi mereka yang datang pun bisa mendapat pengalaman mengolah teh bercitarasa premium tersebut.
Baca Juga: Cihuy, 6 Zodiak Ini Bakal Mandi Keberuntungan di Hari Minggu, 19 Juni 2022
Ya, pucuk daun teh teratas atau tiga helainya dipetik dan langsung diproses dengan alat moderen.
Jika dulu peralatan sangrai ini masih sangat tradisional tetapi sekarang Rumah Teh Gumilir sudah menggunakan peralatan khusus.
Menurut Sarimin, pemilik Rumah Teh Gumilir, meski sudah menggunakan alat moderen tetapi masih ada juga penggemar teh hijau yang menginginkan pengolahan teh secara tradisional.
Baca Juga: Hati-hati bagi 6 Zodiak Ini, Akan Menemui Masalah di 7 Hari ke Depan dalam Bulan Juni 2022
''Dengan kuali disangrai pakai api, alatnya masih ada. Tapi memang butuh tenaga luar biasa kalau tradisional. Pelanggan ada yang suka diolah tapi maunya ada bau sangitnya ya kita bisa penuhi keinginannya,'' kata Sarimin, yang merupakan pensiunan guru SD ini.
Kebun teh di Purwosari ini menurut Sarimin, dulu memiliki luasan hingga 47 hektare di tahun 1991 dan panen perdana di tahun 1993.
Artikel Terkait
5 Dosen Sekolah Vokasi Undip Meneliti Pemisahan Kandungan Kafein dalam Teh Hijau
Melva Balemong Gelar Workshop Mixology Teh