Suaramerdeka.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan peringatan terkait kasus Monkeypox atau cacar monyet.
Virus cacar monyet biasanya ditemukan di Afrika Tengah atau Barat.
Namun Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) mengatakan bahwa kasus Monkeypox atau cacar monyet yang terdeteksi di London dan Inggris Timur Laut, tidak memiliki hubungan dengan tiga infeksi yang pertama kali dilaporkan.
Saat ini, sudah tercatat ada tujuh kasus monkeypox dalam sebulan terakhir.
Baca Juga: Primbon Jawa Bicara Jodoh Jumat Legi, Sebut 5 Weton Ini Cocok
"Penyakit yang ditemukan saat perjalanan atau setelah kembali dari daerah endemik. Harus melapor ke profesional kesehatan, termasuk informasi tentang riwayat perjalanan dan penerimaan imunisasi terbaru," kata WHO dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari The Express UK, Kamis 19 Mei 2022.
Monkeypox atau cacar monyet kali pertama diidentifikasi oleh para ilmuwan Denmark pada 1958, saat menyebar diantara monyet kera pemakan kepiting di penangkaran.
Penyakit ini merupakan virus dalam keluarga orthopoxvirus, termasuk di antaranya vaccinia yang disebut sebagai cacar sapi, dan variola.
Monkeypox alias cacar monyet telah ditemukan pada sejumlah hewan, termasuk monyet dan hewan pengerat lainnya.
Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 20 Mei 2022: Sikap Elsa Buat Andin Makin Tertekan, Mama Rosa Pasang Badan
Artikel Terkait
Ancaman Virus Hendra
Virus Hendra Diduga dari Kelelawar, belum Ada Obat Khusus
Peneliti Temukan Virus Hendra yang Menular pada Kuda dan Manusia, Begini Gejala dan Cara Pencegahannya
Waspadai Gejala Virus Hendra, Mulai dari Demam Hingga Kejang-Kejang
Waspada! Virus Monkeypox atau Cacar Monyet Menyebar di Eropa dan Amerika