Pariwisata Menggeliat, Protokol Kesehatan Diperketat Agar Covid-19 Tak Mencuat

- Kamis, 18 November 2021 | 04:50 WIB
Lebih dari 1.000 peserta mengikuti Lomba Kicau Mania Wali Kota Cup di Hutan Wisata Tinjomoyo, Semarang, Minggu 14 November 2021. Setelah absen dua tahun, lomba kicau mania dilangsungkan tingkat nasional dengan mematuhi protokol kesehatan yang diterapkan panitia. (suaramerdeka.com / Fahmi Zulkarnain Mardizansyah)
Lebih dari 1.000 peserta mengikuti Lomba Kicau Mania Wali Kota Cup di Hutan Wisata Tinjomoyo, Semarang, Minggu 14 November 2021. Setelah absen dua tahun, lomba kicau mania dilangsungkan tingkat nasional dengan mematuhi protokol kesehatan yang diterapkan panitia. (suaramerdeka.com / Fahmi Zulkarnain Mardizansyah)

DUA bulan belakangan ini, dunia pariwisata di Jawa Tengah mulai menggeliat, di mana setiap akhir pekan, jumlah pengunjung beberapa tempat wisata terlihat meningkat.

Bahkan ada pula yang menggelar kegiatan untuk menyedot wisatawan datang.

Mulai bangkitnya sektor wisata tersebut tentu tak harus dibarengi dengan bertambahnya pula daftar pasien yang terindikasi Covid-19, sehingga protokol kesehatan (prokes) mesti diperketat.

Kuncinya tak lepas dari kesadaran masyarakat dan penerapan aturan protokol kesehatan yang ketat bagi pengelola wisata.

Baca Juga: Semarang Night Carnival 2021, Momentum Bangkitkan Wisata Indonesia

Sebanyak 337 objek wisata di Jawa Tengah sudah dibuka pada awal Oktober 2021, meski jam operasionalnya masih terbatas.

Pembukaan tersebut juga sudah melalui tahap pendampingan dan uji coba dari pihak-pihak berwenang.

Adapun 84 objek wisata masih dalam pantauan dan simulasi.

Beberapa tempat wisata andalan Jawa Tengah, seperti Candi Borobudur, Tamanwangu, Baturaden, The Lawu Park, Candi Prambanan, Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) dan Grand Maerakaca Semarang, kini sudah mulai ramai dikunjungi wisatawan.

Baca Juga: Ini Tujuh Poin Pernyataan MUI Soal Penangkapan Ahmad Zain An Najah

“Kami akan terus melakukan pendampingan terhadap objek wisata di Jateng agar mampu bangkit pascapandemi. Sesuai Inmendagri Nomor 43 Tahun 2021 dan Ingub Jawa Tengah Nomor 14 Tahun 2021 tentang PPKM, kami melakukan penyesuaian untuk pemulihan wisata di Jateng," kata Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah, Sinoeng Nugroho Rachmad, Senin 15 November 2021.

Dijelaskan, selain harus memberlakukan prokes secara ketat, pembukaan objek wisata harus memenuhi persyaratan di antaranya, sudah melakukan simulasi, mendapat izin Satgas Covid-19 wilayah, dan kebijakan kabupaten/kota mengizinkan operasional terbatas.

Tak hanya tempat wisata alam saja, pusat perbelanjaan (mal) dan hotel juga harus melakukan prosedur yang sama.

Bahkan untuk pengunjung yang ingin masuk mal dan hotel harus bisa menunjukkan kartu vaksin atau terakreditasi dengan aplikasi PeduliLindungi.

Baca Juga: Nyeri Akibat Pengapuran Tulang, Resep Herbal dr Zaidul Akbar Ini Patut Dicoba

Di Semarang, ada pembatasan jumlah wisatawan hingga 75 persen.

Selain itu, untuk rumah makan, kafe, tempat hiburan dan perhotelan jam operasionalnya diperbolehkan hingga pukul 00.00.

Untuk mempermudah skrining, tempat usaha atau wisata musti memiliki sertifikat Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability (CHSE).

Ini wajib dilakukan setiap pelaku usaha, untuk menjamin bahwa lokasi usaha maupun wisata tersebut aman dari penyebaran Covid-19.

Baca Juga: Ormas Expo 2021: Wujud Nyata Eksitensi Ormas

Taruh misalnya Lawang Sewu, Sampoo Kong, Semarang Zoo dan Grand Maerakaca.

“Mereka sudah melalui proses audit dan dinyatakan lulus dengan baik. Kami ingin wisatawan yang datang untuk bisa menikmati kunjungannya dengan nyaman dan aman, sehingga tidak muncul klaster baru Covid-19,” ungkap Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Indriyasari, kemarin.

Pengelola pusat perbelanjaan akhir-akhir ini juga getol menggelar kegiatan untuk menarik minat dan jumlah pengunjung.

Mereka mengadakan pameran atau event dengan maksud pengunjung bisa kembali seperti sedia kala.

Baca Juga: Masker Mulai Ditinggalkan, Waspadai Gelombang Ketiga

Belum signifikan memang, tapi cukup menggembirakan jika dibanding tahun lalu yang sepi.

Semarang Great Sale kembali digelar setelah dua tahun menghilang akibat pandemi.

Pusat perbelanjaan besar di Kota Semarang memberikan diskon hingga 70 persen untuk beberapa produk belanja hingga akhir November 2021. Sejumlah pameran diadakan.

Taruh misal DP Mall Semarang yang ketempatan Pameran Explore Wisata Bahari akhir Oktober lalu.

Baca Juga: Metallica Ajak Penggemar Mendalami Sejarah Grup, Ini Wujudnya

Di Plaza Simpanglima dilangsungkan Semarang Investment Trading Tourism (ITT) 2021.

Disusul event Semarang Investmen Agriculture Tourism and Trade Expo 2021, PT PRPP sedianya akan melangsungkan hajar besarnya yakni Jateng Fair 2021 pada 26 November hingga 5 Desember mendatang.

Di Pollux Mal Semarang digelar Festival HAM NAsional dalam Ormas Expo 2021 17-19 November 2021.

Belum lagi sejumlah acara hiburan yang diadakan di mal-mal, pun halnya dengan tempat wisata alam.

Di Hutan Tinjomoyo Semarang diadakan lomba 'Kicau Mania Wali Kota Semarang Cup 2021' pada Minggu 14 November 2021.

Meski jumlah peserta dibatasi, minat yang datang cukuplah banyak, tak hanya dari Semarang, tapi juga dari luar daerah dan provinsi.

Nampaknya, para kicau mania banyak yang gatal setelah dua tahun absen dari lomba perburungan.

Pada waktu yang bersamaan, di Grand Maerakaca juga diadakan 'Gowes Berkebaya' yang dimotori Komunitas Diajeng Semarang.

“Antusiasme masyarakat mengikuti acara ini sangat besar, namun karena masih dalam kondisi pandemi kami membatasi peserta. Pendaftarnya banyak daftar lewat Googleform. Persyaratannya, peserta harus menandatangani surat pernyataan kesanggupan untuk menaati prokes,” ungkap Founder Komunitas Diajeng Semarang, Maya Diana Dewi.

Semua perhelatan tersebut tujuannya merucut pada pengembalian kepercayaan masyarakat untuk kembali berkunjung ke tempat wisata dan pusat perbelanjaan.

Dengan demikian roda bisnis dan perekonomian secara global bisa kembali berputar.

Gayung bersambut, masyarakat merespon. Maklum, selama dua tahun banyak yang indrang indring untuk pergi berwisata atau sekadar cuci mata di mal.

Kini dunia pariwisata dan hiburan mulai bergeliat, tapi jangan sampai kecolongan agar Covid-19 tak lagi mencuat.***

Halaman:
1
2
3

Editor: Andika Primasiwi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X