JAKARTA, suaramerdeka.com -- Stem cell atau lebih dikenal dengan nama sel punca, adalah sel biologis yang merupakan jejak utama DNA.
Sel punca, secara historis ada pada saat proses manusia diciptakan, setelah sperma dan ovum bertemu.
Dia kemudian akan membelah, yang kemudian pada satu titik menjadi sel punca.
Baca Juga: Fakultas Kedokteran Undip Layani Konsultasi Telemedicine Pasien Covid-19
"Sel punca adalah awal terbentuknya sel dewasa. Yang kemudian terdefiriansi menjadi sel dewasa," kata dokter Sugeng Ibrahim MBio Med dalam Podcast dokter Mukti Arja Berlian Sp PD di Jakarta, Rabu, 1 September 2021.
Dalam Podcast yang membahas "Booster atau vaksin" yang saat ini sedang diperbincangkan publik di masa pagebluk Covid-19, dokter Sugeng Ibrahim menerangkan sel punca secara sunnatullah, memiliki kecerdasan yang luar biasa.
"Dulu, kalau kita sakit diabetes tipe dua, apalagi tipe satu, terapi ultimate-nya adalah anti diabetes insulin. Tidak terpikirkan kita kembali ke sel awal atau sel punca ciptaan Tuhan. Yang cerdas dan homing atau mampu menuju ke tujuannya sendiri-sendiri, dengan watak alaminya. Menuju ke tugas atau pendewasaannya masing-masing," imbuh Kepala Departemen Biologi Molekular di FK Unika Soegijapranata Semarang ini.
Baca Juga: Demensia Alzheimer, Kenali Gejala dan Cara Menghindari Risikonya
Dokter Sugeng Ibrahim yang sedang merampungkan program Doktoral ilmu Kedokteran di FK Undip menambahkan, pengetahuan kita selama ini, sel punca selesai seiring dengan proses pendewasaan, penuaan atau degeneratif, kemudian meninggal.
"Padahal, sel Punca mempunyai banyak keluarbiasaan. Seperti kalau ke sel pankreas ya menuju pankreas, kalau sel darah, ya menuju sel darah, dan tidak perlu diarahkan," terang periset stem cell di Stem Cell And Cancer Research, (SCCR), Semarang itu.
Meski demikian, tetap dibutuhkan teknologi masa kini untuk memaksimalkan keberadaan sel punca.
"Di mana teknologinya membutuhkan alat. Yang (bertugas) memilih dan memilah, berdasar besar molekul dan fungsinya. Caranya, dengan memilih dan memilih mayoritas, tidak murni," katanya.
Menurut alumni FK Kedokteran Undip dan FK Udayana itu, negara yang paling maju dalam hal penitian sel punca adalah AS dan Israel.
"Di AS bahkan telah membentuk Geno projects, mereka petakan gen-gen nya. Sehingga tahu betul memahami stem sell," pungkasnya.
dokter Sugeng Ibrahim M Bio Med dalam Podcast dr Mukti Arja Berlian Sp PD di Jakarta. (suaramerdeka.com/Benny Benke)