Angka Sifilis Meningkat, Kenali Penyebab dan Gejalanya Berikut

- Jumat, 26 Mei 2023 | 15:12 WIB
Penyebab dan gejala penyakit sifilis. (Pexels)
Penyebab dan gejala penyakit sifilis. (Pexels)
SUARAMERDEKA.COM - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat adanya peningkatan pada kasus infeksi sifilis yang dilaporkan pada tahun 2022.

Kemenkes mencatat kasus infeksi sifilis meningkat hampir 70 persen yaitu sebanyak 20.738 kasus dari laporan pada tahun 2018 yang tercatat sebanyak 12.484 kasus.

Kasus tersebut diantaranya 54 persen pada laki-laki dan 46 persen pada perempuan.

Lantas, apa itu sifilis? Apa penyebab dan gejalanya?
 
Baca Juga: Long Weekend di Depan Mata, Benarkah Hari Terjepit 2 Juni jadi Hari Cuti Bersama Waisak?

Sifilis merupakan penyakit pada organ reproduksi wanita maupun pria yang disebabkan oleh infeksi bakteri.

Sifilis dapat menular apabila seseorang melakukan aktivitas seksual dengan orang yang menderita penyakit tersebut.

Umumnya, sifilis adalah penyakit yang diawali dengan luka di sekitar alat kelamin, dubur, ataupun mulut.

Awal kemunculan luka tersebut cenderung tidak disertai dengan rasa nyeri.

Karena lukanya tidak terasa nyeri, sifilis kadang tidak langsung disadari oleh penderitanya. Walau begitu, penderita sifilis tersebut tetap bisa menularkan infeksinya ke orang lain.

Apabila tidak ditangani sesegera mungkin, sifilis berisiko menyebabkan komplikasi penyakit lain, seperti kerusakan jantung, tumor, infeksi HIV, dan gangguan kehamilan serta persalinan bagi ibu hamil.
Baca Juga: Media Argentina Klaim Lionel Messi akan Ikut Ajang Tur di Asia Lawan Indonesia dan Australia

Penyebab Sifilis

Sifilis dapat disebabkan oleh bakteri jenis Treponema pallidum. Bakteri tersebut menginfeksi tubuh manusia melalui luka di alat kelamin, anus, bibir, maupun mulut.

Penularan sifilis dipicu oleh aktivitas seksual yang dilakukan oleh sang penderita, seperti penetrasi, seks oral, atau seks anal.

Sifilis dapat dicegah penularannya dengan menggunakan alat pengaman, seperti kondom, saat melakukan aktivitas seksual.

Selain itu, sifilis juga berpotensi ditularkan dari ibu penderita ke bayinya. Sifilis bawaan pada bayi baru lahir disebut dengan istilah sifilis kongenital.

Resiko terjadinya sifilis kongenital pada bayi dapat dikurangi dengan mengobati penyakit tersebut sebelum ibu hamil memasuki umur kehamilan 4 bulan.
Baca Juga: Pertama Live TikTok, Inara Rusli Banjir Gift Paus, Ternyata Segini Harga Gift Paus jika Dirupiahkan

Gejala Penyakit Sifilis

Gejala penyakit sifilis terdiri dari 4 tahap, yaitu sebagai berikut:

1. Sifilis Primer

Ciri-ciri penyakit sifilis primer ditandai dengan munculnya luka pada alat kelamin, dubur, bibir, maupun mulut.

Luka tersebut muncul setelah bakteri Treponema pallidum masuk ke dalam tubuh selama 10 sampai dengan 90 hari.

Sifilis primer membutuhkan waktu pemulihan kurang lebih 3 hingga 6 minggu. Namun, hilangnya luka dapat menandakan infeksi telah berkembang ke tahap selanjutnya apila luka tak diobati sejak muncul.

Bagi penderita sifilis primer disarankan untuk mendatangi dokter sesegera mungkin karena pada tahap ini, penyakit masih dapat ditangani dengan mengonsumsi obat tertentu sehingga sifilis tidak beralih ke tahap selanjutnya.

Selain luka, pembengkakan kelenjar getah bening di daerah selangkangan juga bisa menjadi gejala sifilis primer yang menandakan adanya reaksi sistem kekebalan tubuh melawan infeksi sifilis.
 
Baca Juga: Daya Serap Popok Rendah Picu Dermatitis, Edukasi Teknologi SAP Makuku Terus Digaungkan

2. Sifilis Sekunder

Sifilis sekunder adalah tahapan yang akan terjadi beberapa minggu setelah luka di sekitar alat kelamin, dubur, bibir, atau mulut menghilang.

Gejala yang ditimbulkan dari sifilis sekunder yaitu munculnya ruam di beberapa bagian tubuh, seperti telapak tangan atau kaki.

Selain itu, penderita sifilis sekunder juga akan merasakan beberapa gejala lain, seperti:

Flu

Sakit kepala

Nyeri sendi

Demam

Merasa lelah secara berlebihan

Pembesaran kelenjar getah bening

Rambut rontok

Penurunan berat badan
 
Baca Juga: Bak Nyesel Punya Mantu Inara, Eva Manurung Diduga Puja-puja Mantan Virgoun : Harusnya Kau Jodohnya...

3. Sifilis Laten

Pada tahap ini, penderita sifilis tidak mengalami gejala klinis tertentu. Namun, di 12 bulan pertama sifilis laten terjadi, penderita masih dapat menularkan infeksinya.

Meskipun bakteri penyebab sifilis masih ada di dalam tubuh, infeksi tidak dapat menular lagi setelah dua bulan.

Jika tidak segera ditangani, sifilis laten dapat berlanjut sifilis tersier.
 
Baca Juga: Digoyang Kabar Cerai, Sifat Asli Natasha Rizky Dibongkar Tetangga : Karena Dia Tertutup, Orangnya…

4. Sifilis Tersier

Infeksi sifilis tersier ini merupakan tahapan dalam penyakit sifilis yang paling berbahaya.

Tahap ini biasanya muncul 10 - 30 tahun setelah infeksi primer. Gejala sifilis tersier umumnya ditandai dengan munculnya gumma atau tumor kecil pada bagian tubuh tertentu.

Di samping itu, sifilis tersier juga dapat berdampak pada organ tubuh lain, seperti jantung, otak, mata, hati, serta pembuluh darah.

Karena itulah, penderita sifilis tersier rentan untuk terkena penyakit jantung dan stroke.
Baca Juga: Long Weekend di Depan Mata, Benarkah Hari Terjepit 2 Juni jadi Hari Cuti Bersama Waisak?

Cara Pengobatan Sifilis

Cara pengobatan sifilis dilakukan sesuai dengan tahapannya. Penderita sifilis primer dan sekunder akan disuntik antibiotik ke dalam otot.

Sementara, untuk penderita sifilis tersier, antibiotik akan dimasukkan dalam tubuh melalui jalur intravena (infus).

Penanganan yang sama dengan pengidap sifilis tersier juga akan didapatkan oleh ibu hamil yang menderita penyakit menular ini.

Setelah menjalani pengobatan, penderita sifilis akan melakukan pemeriksaan darah kembali untuk memastikan bahwa mereka telah sembuh total.***

Editor: Edyna Ratna Nurmaya

Tags

Terkini

9 Makanan Sehat untuk Mengatasi Kulit Kering

Senin, 29 Mei 2023 | 16:00 WIB

POI Perkuat Kompetensi Dokter Onkologi

Minggu, 28 Mei 2023 | 11:35 WIB
X