SUARAMERDEKA.COM – People pleaser merupakan istilah yang merujuk pada kondisi seseorang yang tidak bisa menolak permintaan orang lain.
Pada gilirannya kondisi people pleaser dapat berpengaruh pada kesehatan diri.
Membantu dengan motif ingin menyenangkan orang lain meskipun diri sendiri sedang mengalami kesulitan merupakan dampak negatif dari people pleaser.
Menurut Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Smita Dinakaramani, S.Psi., M.Psi., sebagaimana dilansir dari laman resmi UGM, mengatakan bahwa dampak negatif tersebut dapat berpengaruh pada kesehatan diri.
Smita menjelaskan bahwa seseorang dengan kondisi tersebut akan menaruh kebutuhan diri sendiri pada urutan terakhir dan lebih memprioritaskan orang lain.
"People Pleaser ini basically membantu dengan motif untuk menyenangkan orang lain meski itu merugikan dirinya sendiri. Itu perbedaanya dengan orang yang benar-benar mau membantu, bisa memetakan kapasitasnya sampai mana bisa membantu atau tidak," jelasnya memberikan keterangan sebagaimana dilansir dari laman resmi UGM.
Dosen Fakultas Psikologi UGM ini menekankan bahwa kesehatan diri tetap lebih penting sehingga perlu untuk memetakan kebutuhan dan kapasitas atau kemampuan milik sendiri sebelum menolong orang lain.
"People Pleaser akan menaruh kebutuhan diri sendiri pada urutan paling akhir. Perasaan, kebutuhan, serta opini diri tidak lebih penting dari orang lain," paparnya menambahkan.
Smita juga memberikan penjelasan terkait dua ciri utama dari seseorang yang mengalami People Pleaser.
Pertama, biasanya secara tidak sadar seseorang dengan kondisi tersebut ingin terlihat sempurna karena ada ekspektasi dari dirinya untuk menyenangkan semua orang.
Secara tidak langsung, validasi dari orang lain merupakan sesuatu yang sangat disoroti.
Kedua, biasanya terjadi secara tidak sadar juga, membiarkan diri dimanfaatkan oleh orang lain dan mudah meminta maaf karena penuh dengan rasa bersalah ataupun takut disalahkan.