SEMARANG, suaramerdeka.com - Peran semua sektor dinilai diperlukan untuk mengeliminasi angka prevalensi penyakit Tuberkulosis (TB) di Indonesia.
Saat ini, Indonesia secara global menduduki peringkat kedua setelah India untuk prevalensi penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis tersebut.
Direktur Utama RSUP Dr Kariadi, drg Farichah Hanum MKes mengatakan, untuk mengeliminasi kasus penyakit ini tidak bisa dibebankan hanya pada tenaga kesehatan semata.
Baca Juga: Daftar Jumlah Kasus Tuberkulosis (TBC) di Kota Semarang 2022, Kecamatan Tembalang Tertinggi
Menurutnya, semua sektor mulai dari fasilitas kesehatan pratama hingga pemerintah melalui dinas kesehatan, termasuk masyarakat perlu saling berkolaborasi.
"Perang terhadap TB tidak bisa hanya dari sektor tenaga kesehatan. Perlu kolaborasi seluruh elemen bangsa untuk menyukseskan seluruh program pemerintah dalam pencegahan maupun penanganan TB," kata Farichah pada kegiatan memperingati Hari TB Sedunia di area Car Free Day (CFD), Jl Pahlawan Kota Semarang, Minggu 19 Maret 2023.
Ia juga mengatakan, kegiatan tersebut bagian dari komitmen RSUP Dr Kariadi untuk bersama-sama dengan seluruh stakeholder terkait dalam melawan TB.
Baca Juga: Hari Bakti Dokter Indonesia, Screening pada Anak Stunting Digencarkan. Cegah Tuberkulosis Paru
"Kami sudah berkomitmen dengan menyiapkan sumber daya manusia untuk membantu target pemerintah pada 2030 mendatang agar bebas dari TB alias nol kasus," sebutnya.
Sementara itu, salah satu dokter spesialis penyakit dalam RSUP Dr Kariadi, dr Thomas Handoyo SpPD menambahkan, munculnya kasus TB disebabkan oleh sejumlah faktor, di antaranya kuman (Mycobacterium Tuberculosis), pasien bersangkutan dan lingkungan.
"Untuk upaya pencegahan, deteksi dini sangat penting dilakukan. Sisi lain kami di RSUP Dr Kariadi juga sudah melengkapi dengan berbagai layanan dan tindakan medis, termasuk skrining, hingga fasilitas laboratorium," imbuhnya.
Baca Juga: Kolaborasi Forum G20 dan G7 Melawan Penyakit Tuberkulosis
Adapun kegiatan tersebut dimeriahkan dengan senam kesehatan bersama, edukasi kesehatan, serta konsultasi dan pemeriksaan kesehatan gratis, hingga penandatanganan komitmen Indonesia bebas TB 2030.
Artikel Terkait
Komisi Penanggulangan Tuberkulosis Akan Dibentuk
Dompet Dhuafa dan Aliansi Filantropi Berkomitmen Eliminasi Tuberkulosis 2030
Terganggu Pandemi, Temuan Kasus Tuberkulosis Menurun
Kolaborasi Forum G20 dan G7 Melawan Penyakit Tuberkulosis
Hari Bakti Dokter Indonesia, Screening pada Anak Stunting Digencarkan. Cegah Tuberkulosis Paru
Daftar Jumlah Kasus Tuberkulosis (TBC) di Kota Semarang 2022, Kecamatan Tembalang Tertinggi