PADA bagian 1 telah dibahas musikalitas Rhoma Irama yang saat itu masih bernama Oma Irama. Perjuangan Oma Irama di dunia musik yang berangkat dari memainkan lagu-lagu manca bersama Gayhand di tahun 1960-an. Kemudian mulai bergabung dengan berbagai orkes melayu, seperti Orkes Melayu Purnama di tahun 1968. Juga Orkes Melayu Chandra Leka. Selain itu Oma juga menjajal kemampuan rekaman lagu-lagu pop bersama Ineke Kusumawati. Sampai akhirnya kembali ke jalur musik melayu bersama Orkes Melayu Soneta yang didirikannya.
Baca juga: Rhoma Irama (1), Perjalanan Pencarian Format Musik Dangdut
Oma Irama juga menyajikan lirik-lirik jenaka saat dibawakan bersama penyanyi pendamping, Elvy Sukaesih. Seperti pada lagu "Tepuk Nyamuk" (album Dangdut, 1970), "Satu Diantara Dua" (album Soneta Vol.2 - Penasaran, 1975), atau "Asal Sombong" (album Soneta Vol. 3 - Rupiah, 1976).
Kemudian, sepulang Oma Irama dari ibadah haji, gaya musikalitas berubah. Dia menyisipkan unsur rock yang lebih kental, terutama hard
rock ala Deep Purple, Led Zeppelin, atau Uriah Heep ke dalam adonan musik dangdutnya. Wajar jika kemudian Elvy Sukaesih tidak sepakat dan memilih mundur dari sisi Oma Irama.
Sebelum merilis album Darah Muda (1976), Oma Irama telah berganti menjadi Rhoma Irama. Huruf Rh adalah kependekan dari Raden Haji,
lantaran Oma Irama juga masih berdarah biru. Semenjak itu, Rhoma Irama berdampingan dengan pendangdut asal Mranggen - Jateng, Rita Sugiarto.