BANDUNG, suaramerdeka.com - Menyusul konsistensi capaian realisasi investasi yang mengembirakan termasuk saat pandemi Covid-19, Pemprov Jabar bertekad jadi juara satu untuk urusan penanaman modal di Asia Tenggara.
Untuk itu, program "Ekosistem Investasi" diluncurkan dengan melibatkan 18 lembaga di antaranya BI Jabar, OJK, Kadin, Hipmi, ISEI, Dekranasda hingga kalangan perbankan, Kamis (19/8).
Menurut Kepala Kantor Perwakilan BI Jabar, Herawanto, kegiatan yang dikemas dalam rangkaian Road to West Java Investment Summit (WJIS) 2021 itu diarahkan untuk memperkuat keyakinan para investor domestik maupun asing untuk meningkatkan investasinya di Tatar Pasundan.
Baca Juga: Uji Turnitin Gratis Untuk Cegah Plagiarisme
"Dengan dibentuknya ekosistem investasi itu diharapkan semakin memperkuat posisi Jabar sebagai tujuan prioritas investasi di Indonesia. Ini juga untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi di tahun ini yang tumbuh positif, dan kita pun memperkuat kelembagaan pelaku usaha guna menarik minat para investor," tandasnya.
Dijelaskan, kontribusi investasi terhadap perekonomian Jabar yang mencapai 25 persen sehingga diharapkan mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi wilayah di 2021.
Di semester pertama tahun ini, nilai investasi yang masuk ke provinsi tersebut menjadi yang tertinggi nasional yakni sebesar Rp 72,46 triliun. Untuk pertumbuhan di triwulan II positif, 6,13 persen (yoy).
Dijelaskan, ekosistem investasi itu mencakup sejumlah aspek. Di antaranya invesment hub untuk memfasilitasi para pelaku usaha, media showcase dan networking pelaku usaha dengan calon investor. Kemudian, network and social connections sebagai jejaring untuk bertukar informasi antar pelaku usaha dengan para calon investor.
Hal lainnya, penyiapan berbagai investment vehicles, antara lain Online Single Submission (OSS) dan seperangkat aturan dan ketentuan untuk mendukung kemudahan berinvestasi, dan tak ketinggalan program capacity building sebagai sarana pengembangan sumber daya kegiatan usaha.
Baca Juga: 10 Provinsi Diminta Tingkatkan Testing dan Tracing Terkait Penyebaran Varian Delta
Dengan langkah tersebut, cakupan investasi tak sebatas pada proyek-proyek atau industri besar sedang, tapi diharapkan menyasar industri kecil menengah dan UMKM. Jumlah UMKM di Jabar mencapai 10,91 juta yang diperkirakan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru sehingga perlu upaya penguatan dan dukungan terhadap kiprahnya.
Atas capaian realisasi investasi itu, Gubernur Ridwan Kamil langsung berkeinginan wilayahnya bisa naik kelas. Pihaknya ingin Jabar bisa bersaing dengan negara-negara Asean lainnya terutama dalam menarik investor.
"Jadi tak perlu ke Vietnam dan Thailand termasuk dalam memanfaatkan investor yang keluar dari China karena kita punya modal naik kelas, kesiapan infrastruktur, produktivitas SDM, dan kualitas pelayanan yang lebih baik," katanya dalam forum tersebut.
Baca Juga: PJJ Sarat Beban Tugas, Dewan Pendidikan Imbau Siswa Cukup Terima Materi Esensial Saat Daring
Artikel Terkait
Investasi di Tengah Penurunan Bunga
OSS Berbasis Risiko Upaya Perbaikan Iklim Investasi di Indonesia