Turki Dilanda Gempa Dahsyat, Mata Uang Lira Sempat Merosot, Saham Jatuh 1,35 Persen

LONDON, suaramerdeka.com - Akibat gempa bumi dahsyat yang mengguncang, Lira Turki merosot sebentar ke rekor terendah dan pasar saham utamanya turun 1,35 persen.

Merosotnya mata uang Lira Turki juga ditambah tekanan dari dolar yang kuat dan perang di Ukraina, serta pembacaan inflasi yang mengejutkan.

Dikutip dari Reuters, Lira Turki merosot ke 18,85, pada awal perdagangan sebelum menelusuri kembali kerugiannya untuk mengakhiri hari datar.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Hari ini, 7 Februari 2023: Duh Reyna! Niat Kejar Askara Malah Tertabrak Mobil

Tolok ukur ekuitas utama (.XU100) pada satu titik turun sebanyak lima persen, dengan bank (.XBANK) jatuh 5,5 persen, sebelum memulihkan sebagian besar kerugian.

Imbal hasil obligasi pemerintah lokal bertenor 10 tahun mencapai level tertinggi dalam hampir dua bulan di 10,2 persen.

Sementara credit default swaps Turki, asuransi terhadap default pemerintah, melonjak 19 basis poin dari penutupan Jumat menjadi 545 bps.

Baca Juga: Revitaliasi Fasilitas Publik, Mahasiswa KKN Undip Buat Desain Renovasi Lapangan Desa Munggung

Piotr Matys, analis FX senior di In Touch Capital Markets, mengatakan gempa telah menambah ketidakpastian menjelang pemilihan penting yang kemungkinan akan diadakan pada bulan Mei.

Lebih dari 2.600 orang tewas dan ribuan lainnya luka-luka ketika gempa bumi besar melanda Turki tengah dan Suriah barat laut pada pagi hari, diikuti pada sore hari oleh gempa besar lainnya.

Selain itu, Gempa juga menghentikan operasi di pusat ekspor minyak Turki di Ceyhan dan menghentikan aliran minyak mentah dari Irak dan Azerbaijan.

Baca Juga: Sambut Isra Miraj, Ambengan Jumbo Warnai Tradisi Rajaban di Desa Wadasmalang

Di kota Malatya, Turki, seorang pekerja penyelamat merangkak ke dalam bangunan yang runtuh, mencoba mengidentifikasi seorang korban selamat yang terperangkap di bawah reruntuhan, dalam rekaman yang dirilis oleh badan darurat AFAD.

"Warna apa yang kamu kenakan? Apakah kamu memakai warna pink? Tolong jaga dirimu untuk saat ini, aku tidak bisa melihat yang lain," kata petugas penyelamat.

Data terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 3.800 orang meninggal akibat kejadian ini.