Hilirisasi Baja Meningkat, Industri Logam Tumbuh Pesat

- Kamis, 22 Desember 2022 | 12:12 WIB
Pelepasan Ekspor Perdana End Produk untuk Mendukung Hilirisasi, di pabrik genteng metal PT Tatalogam Lestari di Cibitung, Bekasi. (suaramerdeka.com / dok)
Pelepasan Ekspor Perdana End Produk untuk Mendukung Hilirisasi, di pabrik genteng metal PT Tatalogam Lestari di Cibitung, Bekasi. (suaramerdeka.com / dok)

BEKASI, suaramerdeka.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, sektor industri logam tumbuh sebesar 20,6 persen pada kuartal III-2022.

Direktur Jendral industri logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Dirjen ILMATE) Taufiek Bawazier mengungkapkan, raihan tersebut adalah yang tertinggi selama 10 tahun terakhir, di mana salah satu penunjang terbesarnya adalah industri baja.

Hal itu diungkapkan, dalam acara Pelepasan Ekspor Perdana End Produk untuk Mendukung Hilirisasi, di pabrik genteng metal PT Tatalogam Lestari (Tatalogam Group) di Cibitung, Bekasi, Rabu 21 Desember 2022.

“Kuartal 3 industri logam tumbuh 20,2 persen. Selama 10 tahun terakhir tertinggi. Jadi tidak pernah terjadi pertumbuhan logam sehebat ini," kata dia.

Baca Juga: Gempa Bumi Guncang Kuningan Jawa Barat, Berkekuatan 3,8 Magnitudo

"Hal ini dapat tercapai berkat Tatalogam Lestari sebagai bagian dari industri baja ringan yang sudah mulai menjalankan program hilirisasi,” terang Taufiek dalam sambutannya).

Taufiek menambahkan, pemerintah selama ini terus mendorong program hilirisasi industri.

Untuk itu ia mengapresiasi keberhasilan PT Tatalogam Lestari yang telah mampu memasarkan produk hilirnya hingga ke luar negeri.

Keterlibatan industri Kecil Menengah (IKM) batu alam dalam menghasilkan produk atap metal kualitas ekspor dengan nama Multi Sirap ini juga disebutnya sebagai bagian dari hilirisasi yang sangat penting.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 22 Desember 2022: Andin Kecelakaan hingga Koma, Aldebaran Murka Salahkan Elsa

“Yang pertama pemerintah terus mendukung. Ini (ekspor end produk) adalah konsep bentuk hilirisasinya baja. Jadi kita juga menerapkan supplay - demand antara hulu, tengah dan hilir.

"Hilir ini sebenarnya adalah bagian terpenting karena di produk akhirnya ini sudah langsung digunakan oleh end user."

"Dari situ kita dukung untuk menerapkan SNI baja profil baja ringan. Karena disitu bagian untuk mengatur tata niaga sehingga tercipta iklim bisnis yang sehat juga,” terang Taufiek lagi.

Ia melanjutkan, dukungan lain yang diterapkan pemerintah adalah dengan instrumen TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri).

Baca Juga: Wafatnya Aminah Cendrakasih Bawa Kesedihan Mendalam, Sandiaga Uno: Terima Kasih Mak Nyak

Halaman:

Editor: Andika Primasiwi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X