JAKARTA, suaramerdeka.com - Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah mengungkapkan, fenomena kenaikan inflasi jelang akhir tahun yang bertepatan dengan perayaan Natal dan Tahun Baru 2023 (Nataru) adalah fenomena wajar.
Menurutnya, sejauh ini kenaikan inflasi masih cukup terjaga.
Tidak terjadi lonjakan yang terlalu tinggi.
Hal itu disebabkan salah satunya koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah.
"Antisipasi pemerintah terhadap inflasi dengan memperkuat koordinasi pemerintah pusat-daerah dan berbagai lembaga berperan signifikan terhadap menjaga inflasi Indonesia," terangnya.
Inflasi di Indonesia lebih banyak disebabkan oleh faktor suplai dan distribusi.
Sehingga, dengan adanya kerja sama yang apik antara Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP), Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), pemerintah, dan Bank Indonesia (BI), angka inflasi masih bisa terkendali.
"Dengan adanya TPID dan TPIP, pemerintah dan BI bisa bekerja sama meningkatkan koordinasi menjaga suplai dan distribusi secara baik. Hasilnya adalah inflasi yang sejauh ini tidak melonjak tinggi meskipun harga BBM subsidi sempat dinaikkan," sambungnya.
Artikel Terkait
Turunkan Ekspektasi Inflasi, Bank Indonesia Resmi Naikkan Suku Bunga Acuan 50 Bps Jadi 5,25 Persen
Kendalikan Inflasi, Menko Airlangga Pantau Langsung Harga dan Pasokan Komoditas Pangan Pokok di Kalbar
Kendalikan Inflasi di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua, TPIP dan TPID Gelar Rakornas
Sikapi Ancaman Resesi, Saran Bambang Brodjonegoro: Siapkan Strategi, Kendalikan Angka Inflasi Pangan
Beras Jadi Penyumbang Terbesar Inflasi Pangan di Akhir Tahun, Pengamat: Siklusnya Seperti Itu