Inflasi Tembus 5,95 Persen, Deputi Gubernur Senior BI Buka Kartu Soal Posisi Indonesia

- Jumat, 21 Oktober 2022 | 15:11 WIB
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti saat menyampaikan sambutan dalam acara peluncuran buku KSK No. 39, Jumat, 21 Oktober 2022 (Tangkap layar YouTube/Bank Indonesia)
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti saat menyampaikan sambutan dalam acara peluncuran buku KSK No. 39, Jumat, 21 Oktober 2022 (Tangkap layar YouTube/Bank Indonesia)

JAKARTA, suaramerdeka.com - Bank Indonesia (BI) telah mencatat jumlah inflasi indeks harga konsumen (IHK) per September 2022 mencapai 5,95% year on year (yoy).

Angka ini ternyata lebih tinggi dari inflasi bulan lalu yang menyentuh angka 4,69%.

Kenaikan inflasi menjadi semakin tinggi saat didorong oleh penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM).

Baca Juga: 5 Gejala Penyakit Berbahaya yang Sering Diabaikan, No.2 Biasanya Malah Bikin Senang

Dalam pantauan tim suaramerdeka.com pada tayangan peluncuran buku KSK No. 39 di kanal YouTube Bank Indonesia, Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menjelaskan bahwa strategi menghadapi situasi ekonomi global harus tetap waspada dan tetap optimis.

"Waspada karena gejolak volatilitas ekonomi global bisa mempengaruhi ekonomi kita. Lalu optimis karena Indonesia memiliki daya dukung dan perekonomian domestik yang kuat," sebut Destry dalam peluncuran buku KSK No. 39, Jumat, 21 Oktober 2022 yang dikutip tim suaramerdeka.com.

Deputi Gubernur Senior BI ini menjelaskan bahwa saat ini ada tekanan inflasi yang dihadapi oleh banyak negara di dunia, termasuk di Indonesia.

Baca Juga: 15 Kelompok Ikuti Pesta Muda 2022, Jadi Wadah Ekspresi Kreativitas

Setelah kondisi perekonomian global mulai membaik pasca pandemi pada 2022 ini, ternyata pada 2023 diperkirakan cenderung lebih rendah.

Bahkan penurunan kondisi tersebut disertai risiko resesi yang akan dialami di beberapa negara.

Revisi ke bawah pertumbuhan ekonomi terjadi di sejumlah negara maju terutama Amerika Serikat (AS) dan Eropa, dan China.

Baca Juga: Pakai Pantyliner Tiap Hari Bisa Bikin Kanker? Cek Mitos atau Fakta

Perlambatan ekonomi global ini dipengaruhi oleh berlanjutnya ketegangan geopolitik yang memicu fragmentasi ekonomi, perdagangan dan investasi.

Serta ditambah dengan dampak pengetatan kebijakan moneter yang agresif.

Sebab itu, BI menempuh kebijakan menaikkan bunga acuan atau BI-7 Day Reverse Repo Rate sebesar 50 bps menjadi 4,75%.

Halaman:

Editor: Edyna Ratna Nurmaya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X