JAKARTA, suaramerdeka.com - Ekonomi Indonesia diperkirakan akan mampu bertahan di tengah ancaman suramnya perekonomian global.
Pemerintah Indonesia memiliki kebijakan moneter dan fiskal yang adaptif.
Hal itu disampaikan Ekonom Bank Permata Joshua Pardede di Jakarta, hari ini.
“Fiskal kita disiplin, tahun depan defisit akan kembali ke 3 persen. Sementara negara lain berjibaku dengan tingkat utang yang tinggi. Dengan pengelolaan utang yang relatif baik, dengan kebijakan moneter yang tidak seagresif Amerika. Tambahan postur ekonomi kita sendiri sangat didorong konsumsi rumah tangga,” kata Joshua.
Baca Juga: Bersyukurlah Pemilik 4 Zodiak Ini, Berenang di Samudera Rezeki dan Cuan, Salah Satunya Anda?
Konsumsi rumah tangga berkontribusi lebih dari 50 persen dari total PDB nasional. Kemudian penopang berikutnya adalah ekspor.
“Artinya saat ekonomi dunia melambat, ekspor akan melambat, tetapi fakta kontribusi ekspor tidak besar daripada konsumsi,” ungkap Joshua.
Maka dari itu pekerjaan rumah pemerintah untuk menjaga konsumsi masyarakat.
Baca Juga: Disukai Dewi Fortuna, Tiga Zodiak Bersimbah Keberuntungan, Rezeki serta Cuan Datang Mancarli
“Saya kira, asal konsumsi kita tetap terjaga, pemerintah memprioritaskan belanja belanja untuk mendukung daya beli masyarakat, untuk mendukung pelaku UMKM yang notabene adalah backbone ekonomi kita sendiri,” jelas Joshua.
Artikel Terkait
Bakal Resesi 2023, Berikut Deretan 7 Negara Diramal Terancam, Termasuk Indonesia?
Isu Resesi 2023, Jangan Panik Dulu! Kenali dan Pelajari Dampak serta Tips Menghadapinya Berikut Ini
Resesi Bisa Berakibat Krisis Biaya Hidup, Ini Kata IMF
Sandiaga Uno: 3 Kunci Hadapi Ancaman Resesi 2023 Bagi Anak Muda
Sri Mulyani Meminta Seluruh Anggota G20 Kompak Atasi Resesi: Harus ada Solusi Kolektif