SEMARANG, suaramerdeka.com - Dalam menghadapi Resesi 2023, penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan dalam waktu yang stagnan dan lama.
Diramal oleh lembaga akuntansi global terkait Resesi 2023, tercatat Indonesia masih akan tumbuh positif.
Sebaliknya, Resesi 2023 akan mengancam mayoritas negara maju seperti Amerika dan Eropa.
Baca Juga: Bawaslu Kota Semarang ajak Masyarakat Terboyo Wetan Sukseskan Pemilu 2024
Resesi disebabkan oleh adanya suatu inflasi yang didorong oleh gangguan rantai pasok dan bantuan pemerintah.
Selain itu, ketatnya pasar tenaga kerja dan lonjakan harga komoditas akibat perang di Ukraina.
Inflasi keuangan melonjak jauh di atas target bank sentral di banyak negara.
Baca Juga: Jangan Salah Memaknai Istilah Healing! Simak Arti Sebenarnya Menurut Ahli Psikologi
Lonjakan harga telah direspon oleh bank sentral dengan kenaikan suku bunga yang semakin agresif, kemudian berimplikasi pada pelemahan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi, Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) memproyeksi tahun ini sebesar 2,7% dan melambat 1,9% pada tahun depan.
Artikel Terkait
Indonesia Diyakini Mampu Bertahan Hadapi Resesi Global, Pengamat: karena Bertumpu Konsumsi Domestik
Jerman dan Italia Duluan Resesi, Prediksi IMF: PDB Global 2023 Jadi 2,7 Persen
Belum 2023, Negara Ini Sudah Alami Resesi, Angka Inflasi Mencapai 78,5 Persen
5 Tips Mengelola Keuangan Hadapi Resesi 2023
Jelang Resesi, Sri Mulyani Optimis APBN Bisa Jadi Bantalan Ekonomi: Tarik Capital Inflow