Jelang Resesi, Sri Mulyani Optimis APBN Bisa Jadi Bantalan Ekonomi: Tarik Capital Inflow

- Rabu, 12 Oktober 2022 | 17:34 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat Pembicaraan Tingkat II/Pengambilan Keputusan atas RUU tentang APBN TA 2023 (Sumber: Tangkap layar YouTube/DPR RI)
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat Pembicaraan Tingkat II/Pengambilan Keputusan atas RUU tentang APBN TA 2023 (Sumber: Tangkap layar YouTube/DPR RI)

JAKARTA, suaramerdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani optimis bahwa APBN bisa menjadi bantalan untuk menghadapi potensi perlambatan ekonomi pada 2023.

Hal ini dikarenakan pemerintah bersama DPR telah membuat APBN 2023 yang dirancang khusus untuk menghindari risiko dari pasar yang sangat tidak pasti.

Ketidakpastian dalam perputaran pasar global yang diprediksi dapat berakibat pada terjadinga konflik geopolitik dan tekanan inflasi.

Baca Juga: Belum 2023, Negara Ini Sudah Alami Resesi, Angka Inflasi Mencapai 78,5 Persen

"Pengalaman selama pandemi, DPR bersama dengan pemerintah telah membuat APBN menjadi fleksibel dan responsif," sebutnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun tim suaramerdeka.com dari berbagai sumber, Menteri keuangan RI ini menyatakan bahwa kehadiran APBN dengan defisit anggaran yang kembali di bawah tiga persen PDB tersebut dapat mendukung pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi.

Sehingga kehadiran APBN tersebut dapat berpotensi menjadi penguat sektor konsumsi maupun investasi.

Baca Juga: Windah Basudara Si Bapak Bocil Kematian, Intip Profil dan Fakta Menarik nya

"Menarik capital inflow bisa menimbulkan dampak yang menetralisir dampak outflow yang disebabkan kenaikan suku bunga The Fed," sebutnya.

Dalam laporan terbaru dalam World Economic Outlook (WEO), IMF memperkirakan perekonomian global berada pada kisaran 3,2 persen pada 2022.

Angka tersebut akan melambat hingga 2,7 persen di 2023, atau menurun 0,2 persen dibandingkan outlook pada Juli 2022.

Economic Counsellor IMF Pierre-Olivier Gourinchas menjelaskan bahwa sebagian besar negara mengalami kontraksi hingga tahun depan.

Baca Juga: Bertemu Baim Cilik, Raffi Ahmad Nostalgia saat Syuting Sinetron 'Baim Anak Sholeh'

Bahkan negara dengan perekonomian terbesar di dunia, seperti: AS, Uni Eropa, dan China akan melanjutkan tren perlambatan.

"Terdapat tiga tantangan yang mempengaruhi perlambatan, konflik di Ukraina, tekanan inflasi, dan pelemahan ekonomi di China,"ujarnya.

Halaman:

Editor: Edyna Ratna Nurmaya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X