Menurutnya, kendala yang dihadapi Indonesia selama ini adalah jangkauan internet.
Masih banyak daerah yang tidak mendapat akses internet, apalagi yang berada di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Menurutnya, teknologi konvensional tidak cukup mampu untuk mengejar ketertinggalan kesenjangan digital yang terjadi di Indonesia.
Baca Juga: Bisikan Ampuh Dewa Langit, 6 Zodiak Waspada Seminggu ke Depan, Meski Rezeki dan Cuan Lancar
"Ini adalah peluang. Karena selama ini kendala kita adalah terkait dengan coverage. Negara ini kan sulit untuk menjangkau keseluruhannya dengan teknologi yang konvensional. Dengan adanya Starlink, maka itu adalah peluang buat industri bisa menggelar infrastruktur dengan relatif cepat untuk bisa melayani sampai pelosok-pelosok, 3T," tegasnya.
Agung mengungkapkan 2 tahun pandemi covid-19 telah membuka mata akan kebutuhan konektivitas yang mumpuni.
Para pelajar bisa belajar daring, mengakses materi pembelajaran bermutu, dan layanan kesehatan juga meningkat.
"Artinya dengan layanan internet, 2 tahun ini merasakan manfaatnya. Ke depan program transformasi digital Indonesia kalau kita bisa menjangkau ke pelosok-pelosok dan seluruh rakyat Indonesia bisa menikmati internet maka SPBE bisa efektif, kesenjangan digital kita tutup dengan relatif cepat dan relatif murah, kemudian mendukung one map policy," pungkasnya
Artikel Terkait
Berdasarkan Survei, Ternyata Kripto dan Reksa Dana jadi Pilihan Investasi Favorit Para Millenial
Tak Kenal Pasrah, Inilah 3 Zodiak Pejuang Sejati yang Diijabah Mimpinya, Investasi Emas Berbuah Cuan
Jeruk Pamelo, Manisnya Investasi Hari Tua Masayarakat Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Magetan
Kadin Kota Semarang Buka Peluang Investasi dan Perdagangan dengan Malaysia
Pemkab Kendal Dukung Edukasi Investasi Syariah