JAKARTA, suaramerdeka.com - Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah mengatakan, seharusnya memilih opsi pembatasan ketimbang menaikkan harga BBM bersubsidi.
Hal itu disampaikan Trubus menanggapi sejumlah opsi yang disiapkan pemerintah terkait dengan kebijakan BBM bersubsidi.
"Kalau saya, pilihan pemerintah pada pembatasan saja, tidak menaikkan. Karena kalau menaikkan dampaknya ke inflasi. Inflasi kita sudah 4,9 persen sekarang. Ini 4,9 persen karena pemerintah mengeluarkan kebijakan menaikkan ojol berpengaruh (inflasi) naik jadi 4,9 persen. Kalau itu BBM bersubsidi naik bisa jadi 8 persen nanti," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, akan segera melaporkan skema alternatif harga bahan bakar minyak (BBM) ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pertama, pemerintah menaikkan subsidi sampai mendekati Rp 700 triliun dengan risiko semakin membebani fiskal.
Kedua, pengendalian volume konsumsi BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar dengan menentukan kategori yang berhak mengkonsumsi BBM bersubsidi.
Ketiga, menaikkan harga BBM bersubsidi.
Hal didasari sejumlah pertimbangan, terutama soal inflasi.
Baca Juga: Dibisiki Dewa Langit, Keberuntungan Bakal Bercumbu dengan 7 Zodiak Ini
Artikel Terkait
Praktik Penyalahgunaan BBM Bersubsidi di Pelabuhan Tegal Terungkap, Polisi Perairan Diapresiasi Pertamina
Sindikat Penyelewengan BBM Bersubsidi Dibongkar Mabes Polri dan Pertamina
Dua Pelaku Dugaan Penyelewengan BBM Bersubsidi di Cilacap Ditangkap, 3.200 Liter Solar Diamankan
Bareskrim Polri Ungkap Penyalahgunaan BBM Bersubsidi di Pati, Ada 12 Tersangka, Omzet Sampai Rp 4 Miliar
Guna Mengamankan APBN, Pengamat Minta Pemerintah Harus Segera Mengatasi Persoalan Penyaluran BBM Bersubsidi