JAKARTA, suaramerdeka.com - Tantangan industri furnitur dalam negeri khususnya yang berorientasi ekspor cukup tinggi akibat inflasi global.
Ditambah lagi tekanan geopolitik Rusia dan Ukraina memengaruhi logistik dan shipping yang berkepanjangan dan memicu biaya tinggi.
Akibatnya banyak penundaan hingga pembatalan order dari negara-negara Eropa dan Amerika Serikat.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan, akibat krisis geopolitik Rusia Ukraina berdampak pada permasalahan logistik dan shipping.
Baca Juga: Baca Ramalan Primbon Jawa soal Jodoh Jumat Pahing, 4 Weton Ini Disebut Cocok
Kelangkaan kontainer dan space cargo kapal yang masih terjadi menimbulkan biaya logistik dan shipping yang tinggi.
"Bahkan bisa terjadi gagal kirim dan memengaruhi kinerja ekspor industri furnitur dan kerajinan menjadi tidak optimal,'' kata Agus Gumiwang, hari ini.
Dengan berbagai kendala tersebut, daya saing industri furnitur dan kerajinan nasional di mata dunia menjadi melemah.
Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 19 Agustus 2022: Elsa Coba Pengaruhi Siena, Nino Beri Balasan Menohok
Sebelumnya Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) juga telah menyampaikan aspirasinya terkait berbagai persoalan ini.
Artikel Terkait
Pengendalian Inflasi, Pemerintah Perlu Menurunkan hingga Ambang Batas Wajar
Atasi Inflasi Pangan, Begini Langkah Strategis Bank Indonesia dan TPID Jateng
Begini Efek Domino dari Harga BBM Naik, Mulai dari Inflasi hingga Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Airlangga Tegaskan Inflasi Indonesia Masih Terkendali karena Shock Absorber
Bank Indonesia Siapkan Fitur Early Warning System SiHaTi untuk Kontrol Inflasi Jateng