Pengusaha Mengaku Dilematis Hadapi Pungli-Premanisme, Sambut Positif Upaya Penindakan

- Jumat, 18 Juni 2021 | 10:12 WIB
Pelaku premanisme dan pungli diamankan di lapangan Polrestabes Semarang. (suaramerdeka.com /dok) (Cun Cahya)
Pelaku premanisme dan pungli diamankan di lapangan Polrestabes Semarang. (suaramerdeka.com /dok) (Cun Cahya)

JAKARTA, suaramerdeka.com - Para pelaku usaha sektor logistik menyambut positif langkah penindakan dan penertiban para pelaku pungutan liar dan premansisme di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok dan di pelabuhan-pelabuhan pada umumnya.

Aksi-aksi kejahatan mereka secara khusus menyasar para sopir truk angkutan logistik itu tidak hanya terjadi di Jakarta.

Chief Operating Officer Iron Bird Logistic Hally Hanafiah mengakui dilematis menghadapi tindakan pungli dan premanisme di sektor logistic, termasuk di kawasan pelabuhan.

Baca Juga: Satgas Luruskan Penggunaan Vaksin Gotong Royong, Aturan Dibedakan

“Sejujurnya kami sebagai pelaku usaha menghadapi dilema antara persoalan pungli dan premanisme dengan tantangan ekonomi di masa pandemi ini,’’ kata Hally Hanafiah di Jakarta Rabu (16/6).

Menurut Hally pilihan sulit dan dilematis, yakni antara menuruti agar kualitas layanan ke pelanggan dapat terjaga atau menolak namun konsekuensinya proses pelayanan terasa diperlambat bahkan terkadang mengarah pada vandalisme.

"Untuk mengatasinya membutuhkan keberanian sikap dari pelaku jasa logistik untuk dapat mengedepankan kepentingan masyarakat banyak," kata Hally.

"Tentunya komitmen dan sikap ini juga harus ditopang dengan teknologi yang mampu mengurangi bahkan menghilangkan benturan dan gesekan dalam upaya menghilangkan praktik pungli dan premanisme ini” kata Hally Hanafiah.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Anjlok Hampir 2 Persen dari Level Tertinggi

Senada, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Logistik dan Pengelolaan Rantai Pasok Rico Rustombi mendukung langkah aparat kepolisian menindak tegas aksi pungli dan premanisme di Pelabuhan.

‘’Kami menyambut baik dan mendukung upaya pemberantasan pungli dan premanisme karena hal ini telah berlangsung bertahun-tahun dan cukup mengganggu operasional perusahaan hingga keamanan dan keselamatan pengemudi,” kata Rico Rustombi.

Rico mengungkapkan tingginya biaya logistik nasional tak lepas dari masih banyaknya hambatan dan inefisiensi.

Baca Juga: UNDP dan UIII Akan Dirikan Center of Excellence Keuangan Islam dalam Capai SDGs

Salah satu penyebabnya adanya pungli dan aksi premanisme di kawasan pelabuhan. Aksi-aksi tersebut tidak hanya berdampak pada pembengkakan biaya operasional, tapi berimbas pada terganggunya kegiatan pengangkutan barang.

“Karena itu, bila kita mau lebih kompetitif, hal ini perlu dihilangkan. Negara lain berlomba-lomba meningkatkan produktivitas dan efisiensi pelabuhan mereka, sementara kita masih dibebani oleh pungli dan premanisme,” lanjut Rico.

Halaman:

Editor: Andika Primasiwi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X