Semarang, suaramerdeka.com - Menjelang perayaan Idul Adha, Jawa Tengah pada Juni 2022 mengalami inflasi sebesar 0,85 persen dengan Indeks harga Konsumen (IHK) sebesar 111,32.
Adapun, inflasi tertinggi terjadi di Kota Semarang, sebesar 0,93 persen dengan IHK sebesar 110,97.
Kepala BPS Jateng Adhi Wiriana mengatakan inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga dari sektor pengeluaran, yaitu makanan-minuman dan tembakau sebesar 2,14 persen.
Baca Juga: Terpilih Aklamasi, Imam Waskito Pimpin Hapkido Banyumas
Selain itu juga penyediaan makanan-minuman atau restoran sebesar 0,88 persen kemudian disusul sektor transportasi sebesar 0,83 persen.
Adhi menjelaskan, penyebab utama inflasi dari sektor komoditas pangan berasal dari cabai merah dan cabai rawit serta bawang merah yang mengalami kenaikan harga. Termasuk, telur ayam ras angkutan udara.
"Dari 11 kelompok pengeluaran yang memberikan sumbangan inflasi terbesar adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau 0,55 persen. Kemudian disusul transportasi 0,11 persen serta penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,09 persen," kata Adhi, Jumat, 1 Juli 2022.
Baca Juga: Bahagianya 4 Zodiak Ini Sepanjang 2022: Rezeki dan Keuangan Membludak, Siap-siap Kipas Cuan!
Lebih lanjut, meskipun beberapa komoditas mengalami kenaikan harga tetapi ada komoditas yang menahan laju inflasi di Jateng yakni penurunan harga minyak goreng, daging ayam ras, bawang putih dan tarif angkutan antarkota.
Kelompok yang memberikan andil deflasi yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,02 persen.
Sedangkan kelompok rekreasi, olahraga, budaya dan kelompok pendidikan tidak memberikan andil/sumbangan terhadap inflasi Jawa Tengah.***
SIMAK INFORMASI SUARAMERDEKA.COM SELENGKAPNYA DI GOOGLE NEWS
Artikel Terkait
TPID Jateng Mitigasi Risiko Domestik dan Global untuk Jaga Inflasi
Maret 2022, Jawa Tengah Inflasi 0,75 Persen Ini Penyebabnya
Tekan Inflasi, Pemkot Semarang Gelar Bazar Ramadhan Jelang Idul Fitri 1443 H
Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,1 Persen, Inflasi Masih dalam Range APBN
Inflasi Indonesia Masih Terkendali