PURBALINGGA, suaramerdeka.com - Pembuatan corak pada kain melalui teknik ecoprint disebut-sebut lebih ramah lingkungan.
Namun demikian, teknik ecoprint tersebut belum banyak dilirik oleh masyarakat.
Selain lebih ramah lingkungan, keunggulan lain dari teknik ecoprint adalah motif yang dihasilkan lebih unik dan otentik.
Minimnya pegiat ecoprint menjadikan produk jenis ini relatif rendah persaingannya. Sementara permintaan mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.
Baca Juga: Umpan Energi Gas Bumi Pemantik Ekonomi dan Wisata Borobudur
Maka dari itu diperlukan edukasi mengenai bagaimana pembuatan ecoprint sehingga menciptakan pengrajin ecoprint yang mumpuni.
Fakta tersebut memantik Tim Pengabdian Penguatan Komoditi Unggulan Masyarakat (PKUM) Universitas Diponegoro menggelar program pendampingan dan pelatihan bertajuk "PKUM Pelatihan Teknik Pounding yang Ramah Lingkungan untuk Meningkatkan Kualitas Desain dan Motif Ecoprinting" di Desa Serang, Karangreja, Purbalingga baru-baru ini.
Dalam kegiatan yang diikuti oleh mayoritas perajin ecoprint serta milenial tersebut, peserta diminta mempraktekkan secara langsung teknik pounding di atas totebag canvas polos sesuai dengan ide serta kreatifitasan masing-masing.
Metode pounding sendiri adalah teknik mencetak daun/bunga pada kain dengan cara memukul daun atau bunga di atas kain dengan alat pukul sehingga tercetak pigmen warna di atas kain tersebut.
Baca Juga: Cek Asmara Zodiak Hari Ini 28 Juni 2022: Virgo Tahan Perasaan, Cobaan Cancer, Leo Sadari Batasan?
Artikel Terkait
Hasilkan Uang dari Masker-Kerudung Ecoprint
Angkat Fashion Ramah Lingkungan dengan Ecoprint
Lebih Mudah Dicerna, Ecoprint Teknik Pounding untuk Pembelajaran IPA
Tingkatkan Keterampilan, Pelaku Wisata Bergas Kidul Dibekali Pelatihan Ecoprint
FISIP Undip Berikan Pelatihan Digital Marketing Perajin Ecoprint Desa Serang