SEMARANG, suaramerdeka.com - Konflik yang terjadi antara Rusia-Ukraina telah memberikan dampak signifikan terhadap harga minyak mentah dunia.
Terkait hal tersebut, Pemerintah dan PT Pertamina (Persero) memastikan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite tidak naik.
Hal tersebut dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat yang saat ini banyak menggunakan Pertalite.
Baca Juga: Gunung Merapi Luncurkan 15 Kali Guguran Lava, Kini Berstatus Siaga
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata mengatakan, risiko global mengalami eskalasi akibat konflik Rusia - Ukraina, dan akhirnya mempengaruhi kenaikan harga yang tinggi atas komoditas energi, baik itu minyak mentah, batu bara, hingga gas.
“Peningkatan harga minyak mentah dunia tentunya berdampak terhadap APBN,” kata Isa di Jakarta hari ini.
Ia juga menjelaskan, kenaikan harga komoditas termasuk Indonesian Crude Price (ICP), memang berdampak positif terhadap pendapatan negara, terutama PNBP.
Baca Juga: Layak Diteladani, Weton Sabtu Pahing Memiliki Jiwa Welas Asih
Namun demikian, jelasnya, kenaikan harga komoditas juga berdampak terhadap belanja negara.
“Terutama subsidi energi yang menjadikan ICP menjadi salah satu parameter utama dalam perhitungannya,” urainya.
Pemerintah akan terus memantau pergerakan harga minyak dunia dan mengukur dampaknya terhadap APBN.
Baca Juga: Weton Sabtu Pahing Orangnya Pemaaf, Tidak Punya Jiwa Pendendam
Pemerintah juga akan mengambil kebijakan yang diperlukan secara menyeluruh dengan melihat dari sisi potensi penerimaan negara, beban terhadap belanja negara serta konsekuensi terhadap pembiayaan anggaran.
Artikel Terkait
Premium dan Pertalite Bakal Dihapus? Ini Faktanya
Alasan Pemerintah Hapus Jenis BBM Premium dan Pertalite
Wajib Tahu! Ini 5 Kelebihan Pertamax Dibandingkan Premium dan Pertalite
Benarkah Premium dan Pertalite Bakal Dihapus? Ini Bocoran Ahok
Wacana Penghapusan Premium dan Pertalite, Pakar UGM: Perlu Disosialisasikan dan Didukung Bersama