CHICAGO, suaramerdeka.com - Kenaikan harga emas berjangka kembali memanjang untuk hari kedua berturut-turut pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB).
Harga emas memanjang setelah indeks saham acuan AS sebagian besar diperdagangkan lebih rendah dan dolar AS melemah.
Untuk pengiriman Februari, kontrak emas paling aktif di divisi Comex New York Exchange, terangkat 10,5 dolar AS atau 0,58 persen menjadi ditutup pada 1.825,10 dolar AS per ounce.
Sehari sebelumnya, Selasa 4 Januari, emas berjangka menguat 14,5 dolar AS atau 0,81 persen menjadi 1.814,60 dolar AS per ounce, setelah anjlok 28,5 dolar AS atau 1,56 persen menjadi 1.800,10 dolar AS per ounce.
Baca Juga: Watak Unik Weton Kamis Pahing: Cerdas, Berwawasan Luas, Namun Mudah Curiga
"Investor tampaknya tertarik pada emas karena kasus varian Omicron yang meningkat mempercepat pelarian ke tempat yang aman," kata Lukman Otunuga, manajer, analisa pasar, di FXTM.
Dia mengungkapkan, bagaimana emas mengakhiri minggu perdagangan pertama tahun 2022, akan dipengaruhi tidak hanya oleh risalah pertemuan FOMC hari ini, tetapi juga data pekerjaan utama AS pada Jumat 7 Januari 2022.
"Jika laporan ini memperkuat ekspektasi atas Federal Reserve menaikkan suku bunga tiga kali tahun, ini bisa mengirim emas dengan imbal hasil nol lebih rendah," katanya.
Dalam perdagangan elektronik, emas berjangka jatuh setelah risalah Fed, ketika indeks dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah AS memangkas kembali kerugian mereka.
Baca Juga: Rahasia Weton Kamis Pahing Berdasarkan Primbon Jawa, yang Jatuh pada 6 Januari 2022
Artikel Terkait
Emas Berjangka Tergelincir Imbas Kenaikan Imbas Hasil Obligasi Pemerintah AS
Harga Emas Naik Tipis pada Akhir Transaksi Sekaligus Hentikan Kerugian
4 Tips Simpel Investasi Emas Tanpa Modal Besar dan Optimalkan Keuntungan
Harga Emas Turun Tajam di Awal Tahun, Tertekan Sentimen Risiko
Harga Emas Menguat, Terangkat Permintaan Logam Safe-Haven