NEW YORK, suaramerdeka.com - Usai Federal Reserve AS menyatakan akan mengakhiri pembelian obligasi era pandemi pada Maret, kurs dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya menguat di akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB)
Usai pengumuman Fed, indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya naik 0,2 persen pada hari ini menjadi 96,737.
Penguatan dolar itu membuka jalan bagi kenaikan suku bunga tiga perempat poin persentase pada 2022.
Para pejabat Fed juga memperkirakan inflasi akan mencapai 2,6 persen tahun depan, dibandingkan dengan 2,2 persen yang diproyeksikan pada bulan September.
Baca Juga: Rizky Nazar Ditangkap karena Narkoba, Ini Dukungan dari Syifa Hadju
Pergerakan indeks terhadap mata uang utama datang dengan mengorbankan, antara lain euro, yen Jepang, dan pound Inggris.
Sebelum pengumuman, dolar telah diperdagangkan dalam kisaran sempit sepanjang hari dan mendekati level tertinggi dalam lebih dari setahun.
Greenback telah didukung oleh ekspektasi bahwa suku bunga AS akan naik lebih cepat daripada di negara lain.
The Fed bergerak lebih cepat ketimbang Bank Sentral Eropa (ECB), misalnya, untuk menarik kembali dukungan moneter bagi perekonomian dalam menghadapi pandemi virus corona yang berkembang.
Baca Juga: Harga Minyak Naik Tipis di Akhir Perdagangan, Rebound dari Kerugian Awal
Artikel Terkait
Dolar Naik Tipis pada Mata Uang Safe-Haven, Terkerek Berita Meyakinkan tentang Varian Omicron
Dolar Jatuh pada Beberapa Mata Uang Lain, Kekhawatiran pada Omicron Mereda
Dolar Melemah pada Mata Uang Lain, Usai Kenaikan Harga Konsumen AS
Dolar Dekati Level Tertinggi 1 Minggu Jelang Pertemuan Federal Reserve yang Hawkish
Rebound, Nilai Tukar Dolar AS Menguat pada Akhir Perdagangan