YOGYAKARTA, suaramerdeka.com - Aktivitas penambangan mata uang kripto mulai menarik minat kalangan anak muda di Yogyakarta. Tren crypto-mining meningkat khususnya sejak akhir tahun 2020.
Mulai diliriknya kripto ini tidak lepas dari imbas pandemi Covid-19 yang menghantam berbagai lini bisnis.
Namun di lain sisi masih ada kekhawatiran lantaran belum ada kejelasan tentang regulasi crypto-mining.
Karena itu, kebanyakan pemain kripto memilih bermain secara underground padahal pola permainan sendiri terlalu beresiko.
Baca Juga: Kasus Pencabulan di Bandung, Momentum Sahkan RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual
"Main sendiri resikonya sangat tinggi kalau kena hajar market. Market turun lalu terpaksa jual hardware," kata Koordinator Komunitas Sleman Hashrate, Hanif Nur Ahmad, Senin, 13 Desember 2021.
Untuk meminimalisir resiko itu, para penambang kripto berinisiatif membentuk komunitas.
Selain sharing pengalaman, para anggota juga bisa berbagi fasilitas internet dan listrik.
Saat ini sudah ada 11 orang yang resmi bergabung di komunitas tersebut.
Baca Juga: Sinopsis Film In Time, Mengisahkan Waktu adalah Uang
Artikel Terkait
Investasi Aset Kripto Tengah Naik Daun, Hindari 3 Larangan Ini
Aset Kripto sebagai Instrumen Investasi Online
Aset Kripto Boleh Diperdagangkan Secara Islam, Ini Tanggapan CEO Indodax
Sisi Positif Kripto di Balik Fatwa Haram MUI
Satgas Waspada Investasi Kembali Hentikan Entitas Aset Kripto, Money Game, Robot Trading dan Pinjol Ilegal