Harga Kedelai Dunia Turun, Kemendag Berharap Perajin Tahu dan Tempe Makin Bergairah

- Rabu, 2 Juni 2021 | 13:45 WIB
Ilustrasi Kacang Kedelai. (suaramerdeka.com / dok)
Ilustrasi Kacang Kedelai. (suaramerdeka.com / dok)

JAKARTA, suaramerdeka.com - Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Oke  Nurwan  menyambut  baik  mulai  adanya  penurunan  harga  kedelai  dunia  pada  minggu  ini dibandingkan  minggu  sebelumnya.

Pemerintah  meminta  para  importir  kedelai  untuk menyesuaikan harga kedelai impor agar tetap stabil sehingga bisa membantu para perajin tahu dan tempe agar bisa  terus berproduksi.

“Harga  kedelai  dunia  sudah  mengalami  penurunan.  Kami  minta  dukungan  para  pelaku  usaha, khususnya importir kedelai untuk menjaga  harga kedelai impor  agar harga tahu dan tempe di tingkat  perajin tetap  stabil.  Kami  juga  mengapresiasi  komitmen para pelaku  usaha  kedelai dalam menjaga ketersediaan dan stabilitas harga kedelai pada puasa dan Lebaran 2021 lalu,” katanya di Jakarta, Senin 1 Juni 2021, dilansir dari laman Kemendag.

Baca Juga: Munas Kadin Diundur 30 Juni, Ini Pertimbangannya

Menurutnya penurunan  harga  kedelai  dunia akan  berdampak  baik  terhadap  produksi  tahu  dan tempe nasional.

"Kami  berharap  adanya  penurunan  harga  kedelai  dunia  dapat  disikapi  secara positif oleh para pelaku usaha kedelai dalam negeri baik importir, distributor, maupun perajin tahu dan tempe. Hal itu dilakukan untuk menjaga kelangsungan usaha tahu dan tempe nasional,” jelasnya.

Kementerian  Perdagangan  secara  periodik  akan  terus  memantau  dan mengevaluasi  pergerakan  harga  kedelai  dunia  baik  ketika  terjadi  penurunan  maupun  kenaikan harga. Langkah tersebut guna memastikan harga kedelai di tingkat perajin tahu dan tempe dan di pasar wajar terkendali.

Baca Juga: Jelang RUPS KB Bukopin, Sinergi KB Kookmin dan Bosowa Semakin Menguat

“Kami  mengimbau  pada  para importIr  untuk  memastikan  dan  tetap  menyalurkan  stok  kedelai secara  rutin  kepada  seluruh  perajin  tahu  dan  tempe, termasuk  anggota  Gabungan  Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) di Puskopti provinsi maupun kabupaten/kota," ujarnya.

Dalam tiga bulan mendatang importir akan menyalurkan kedelai paling sedikit 5.000 ton/bulan untuk memenuhi kebutuhan perajin tahu dan tempe. Nantinya, para anggota Gakoptindo dapat mengambil secara langsung dari gudang importir.

“Kerja  sama  penyaluran  kedelai  ini  diharapkan  akan  jadi  momentum  bagi  kebangkitan  gairah pengrajin tahu tempe nasional untuk terus berproduksi. Sehingga, masyarakat masih akan terus mendapatkan tahu dan tempe sebagai sumber protein dengan harga terjangkau," ungkapnya.

Editor: Andika Primasiwi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X