JAKARTA, suaramerdeka.com - Pemulihan Ekonomi Nasional diyakini akan berlanjut di 2021 dan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan mencapai di angka titik balik di kisaran 4,5-5,3 persen dengan upaya yang dilakukan Pemerintah. Optimisme itu diungkapkan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, yang juga menyebut sejumlah faktor yang membuat pemerintah optimistis, target tersebut akan tercapai.
Terus diintensifkannya penanganan Covid-19 menjadi faktor pertama. "Program vaksinasi mulai berjalan. Vaksinasi menjadi faktor positif menekan penularan dan mengembalikan konfiden masyarakat untuk beraktivitas ekonomi," kata Sri dalam diskusi vitual, dikutip Rabu 17 Februari 2021.
Tak hanya itu, APBN 2021 dinilai Menkeu ekspansif dan difokuskan untuk melanjutkan penanganan pandemi sehingga memperkuat upaya pemulihan ekonomi melalui realokasi ke belanja produktif dan penguatan Program PEN.
Baca juga: Ini Evaluasi Efektivitas Program Pemulihan Ekonomi Nasional di Jawa Tengah
Implementasi reformasi struktural menjadi faktor lainnya, di mana aturan turunan UU Cipta Kerja dan pembentukan Indonesia Investment Authority (INA) telah siap. "Ini berpotensi mendorong peningkatan 'ease of doing business', penciptaan lapangan kerja, dan memperkuat investasi di 2021," ujarnya.
Dalam proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional, Pemerintah diketahui lebih optimis dibandingkan proyeksi serupa dari tiga lembaga internasional yakni IMF, World Bank, dan ADB. Di mana, proyeksi ketiga lembaga internasional itu terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021 hanya berkisar di persentase 4 persen. yakni IMF sebesar 4,8 persen, World Bank sebesar 4,4 persen, dan ADB sebesar 4,5 persen.
Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021 yang berada di kisaran 4,5-5,3 persen tersebut, Pemerintah melalui Kementerian Keuangan dinilai tengah berupaya mengembalikan rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional ke kisaran 5 persen. Seperti 2016 (5 persen), 2017 (5,1 persen), 2018 (5 persen), dan 2019 (5 persen).