NEW YORK, suaramerdeka.com - Setelah menurun di awal sesi, harga minyak mentah global menetap sedikit lebih tinggi pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB),
Kenaikan tipis harga minyak ini, didukung ekspektasi bahwa OPEC+ akan mempertahankan pengurangan produksi, tetapi merosot untuk pekan ini.
Untuk pengiriman Desember, minyak mentah berjangka Brent menguat 6 sen menjadi menetap di 84,38 dolar AS per barel.
Dalam periode yang sama, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS bertambah 76 sen atau 0,9 persen, menjadi ditutup di 83,57 dolar AS per barel.
Baca Juga: Kasus Kekerasan terhadap Ibunda Gigi Hadid, Zayn Malik Ingin Melindungi Privasi Anaknya
Minggu ini, kedua kontrak acuan minyak mentah Brent dan WTI menurun usai mencapai tertinggi multi-tahun pada Senin 25 Oktober 2021.
Untuk minggu ini, minyak mentah AS kehilangan 0,2 persen, sementara Brent jatuh 1,3 persen, berdasarkan kontrak bulan depan.
"Sementara lebih banyak pasokan Iran mungkin akan datang, sepertinya OPEC+ tidak mungkin meningkatkan produksi yang memberi kekuatan ke pasar hari ini," kata John Kilduff, mitra di Again Capital di New York.
Harga-harga telah tertekan sejak Rabu 27 Oktober 2021, laporan bahwa stok minyak mentah AS naik 4,3 juta barel dalam minggu terakhir.
Baca Juga: Uji Coba Pembukaan Ketep Pass: Terapkan Prokes dan Penggunaan PeduliLindungi
Artikel Terkait
Harga Minyak Naik Seiring Sentimen Bullish soal Rendahnya Pasokan
Harga Minyak Capai Level Tertinggi Multitahun, Menyusul Pasokan Global yang Ketat
Harga Minyak Naik Tipis ke Level Tertinggi, Pasokan Global Berkurang
Harga Minyak Anjlok Lebih dari 2 Persen Usai Kenaikan Tajam Stok Minyak AS
Harga Minyak Menurun, Namun Bangkit dalam Posisi Terendah Selama 2 Minggu