Dolar Menguat pada Rabu Pagi, Ambil Jeda Aksi Jual

- Rabu, 9 Desember 2020 | 09:24 WIB
Foto: istimewa
Foto: istimewa

NEW YORK, suaramerdeka.com - Mengambil jeda dari aksi jual yang membawanya ke level terendah dalam lebih dari 2,5 tahun pekan lalu, dolar berhasil menguat pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), dalam perdagangan yang berombak. Indeks dolar yang melacak nilai greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, naik 0,1 persen menjadi 90,95.

Sepanjang tahun ini, dolar telah jatuh hampir enam persen, sejalan dengan kinerja tahunan terlemahnya sejak 2017. Di sisi lain, sterling tergelincir ketika investor menunggu hasil pembicaraan kesepakatan perdagangan Brexit.

"Stimulus moneter dan fiskal yang kami lihat akan mencerminkan dunia dan itu mengarah pada dolar yang lebih lemah dan seharusnya bagus untuk mata uang berisiko dan mata uang pasar berkembang," kata Axel Merk, presiden dan kepala investasi di Merk Investments, yang mengawasi aset-aset senilai satu miliar dolar AS.

Ekuitas dan meningkatkan selera risiko mendapat dukungan dari berita vaksin positif dari Johnson and Johnson dan Pfizer Inc pada Selasa (8/12/2020) meski dolar mempertahankan posisinya sendiri. Data sentimen ekonomi positif dari Jerman mengangkat euro di awal sesi, tetapi terakhir datar menjadi sedikit lebih rendah di 1,2104 dolar

Sentimen investor Jerman melonjak lebih dari yang diharapkan pada Desember di tengah ekspektasi bahwa vaksin melawan virus corona akan meningkatkan prospek ekonomi terbesar di Eropa itu. Lembaga penelitian ekonomi ZEW mengatakan survei sentimen ekonomi investor naik ke 55,0 dari 39,0 di bulan sebelumnya. Sebuah jajak pendapat Reuters memperkirakan angka di 45,5.

Sepanjang tahun ini, euro telah menguat sekitar delapan persen terhadap greenback. Dominic Bunning, kepala riset valas Eropa, di HSBC menulis dalam catatan penelitian terbarunya, bahwa penguatan euro, yang lebih agresif daripada di musim panas, dapat menjadi masalah bagi Bank Sentral Eropa (ECB). "Mata uang yang lebih kuat memperketat kondisi keuangan, yang sangat tidak membantu ekonomi yang menghadapi tekanan disinflasi yang terus-menerus," kata Bunning.

 

Editor: Andika

Tags

Terkini

X