Harga Emas Turun Tertekan Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS

- Jumat, 22 Oktober 2021 | 07:45 WIB
ilustrasi emas (pixabay)
ilustrasi emas (pixabay)

CHICAGO, suaramerdeka.com - Setelah dua hari beruntun mencatat keuntungan, harga emas sedikit lebih rendah dalam perdagangan bergejolak pada akhir transaksi Kamis (Jumat pagi WIB)

Penurunan harga emas lantaran tertekan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS yang melawan dukungan dari kekhawatiran atas kenaikan inflasi dan sektor properti China yang bermasalah.

Untuk pengiriman Desember, kontrak emas paling aktif di divisi Comex New York Exchange, tergelincir 3 dolar AS atau 0,17 persen, menjadi ditutup pada 1,781,90 dolar AS per ounce.

Sehari sebelumnya, Rabu 20 Oktober 2021, emas berjangka melonjak 14,4 dolar AS atau 0,81 persen menjadi 1.784,90 dolar AS per ounce usai sempat terangkat 4,8 dolar AS atau 0,27 persen menjadi 1.770,50 dolar AS pada Selasa, 19 Oktober 2021.

Baca Juga: Blora Kini Punya Satgas Covid-19 Pelajar, Diinisiasi Kapolres

"The Fed akan melakukan tapering dan imbal hasil akan mencapai level tertinggi sepanjang masa sehingga tidak ada alasan bagi orang untuk memarkir uang mereka di aset-aset aman yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang menjadi acuan naik ke tertinggi lima bulan, karena ekonomi yang pulih dengan cepat memperbarui pertanyaan tentang kapan Federal Reserve akan menaikkan suku bunganya.

Di sisi lain, emas sering dianggap sebagai lindung nilai inflasi, pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Baca Juga: Hari Santri Nasional, Ini Lirik Lagu Hari Santri versi Az-Zahir

Sementara untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 27,5 sen atau 1,12 persen, menjadi ditutup pada 24,17 dolar AS per ounce.

Kemudian platinum untuk pengiriman Januari turun 2,6 dolar AS atau 0,25 persen, menjadi ditutup pada 1.049,70 dolar AS per ounce.***

Editor: Andika Primasiwi

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X