ASPPUK Berdayakan Ribuan Perempuan dan Difabel Pegiat UMKM, Gandeng 2 Perusahaan

- Rabu, 9 September 2020 | 10:36 WIB
LURIK: Suyatmi, perempuan pelaku UMKM asal Klaten tengah menunjukkan cara pembuatan lurik dengan menggunakan ATMB. (suaramerdeka.com / dok)
LURIK: Suyatmi, perempuan pelaku UMKM asal Klaten tengah menunjukkan cara pembuatan lurik dengan menggunakan ATMB. (suaramerdeka.com / dok)

YOGYAKARTA, suaramerdeka.com - Asosiasi Perempuan Pengusaha Usaha Kecil (ASPPUK) bersama Tokopedia dan Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI), berkolaborasi memberdayakan ribuan pegiat Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Dengan prioritas utama para pegiat UMKM dari kalangan perempuan dan difabel, pemberdayaan ini digelar melalui Program Perempuan Wirausaha Tangguh dan Kreatif.

Deputy Director ASPPUK, Mohammad Firdaus menjelaskan pihaknya percaya setiap individu, baik perempuan maupun difabel, punya kesempatan sama dalam memulai dan mengembangkan usaha.  "ASPPUK sangat mengapresiasi kolaborasi ini. Pemberdayaan ini dapat membuka jalan para pegiat UMKM untuk bertahan di tengah situasi pandemi," kata Firdaus saat melakukan virtual press conference 'Program Perempuan Wirausaha Tangguh dan Kreatif', Selasa (8/9) petang.

Dia menjelaskan, pandemi Covid-19 berdampak signifikan bagi seluruh sektor termasuk UMKM. Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah masyarakat yang terjun ke sektor UMKM meningkat pesat sehingga mampu menyerap sekitar 97 persen tenaga kerja. UMKM juga berperan penting dalam pembentukan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) karena kontribusinya mencapai 61,07 persen. 

"Di sisi lain, survei Organisasi Perburuhan Internasional atau ILO menyatakan sekitar 70 persen UMKM terpaksa menghentikan kegiatan produksi sejak pandemi berlangsung. Bahkan beberapa diantaranya menimpa pegiat UMKM dari kalangan perempuam dan difabel," jelasnya.

Sementara itu VP of Corporate Communications Tokopedia, Nuraini Razak, menambahkan kunci menghadapi pandemi adalah berkolaborasi dan berinovasi. Maka pihaknya bekerja sama dengan CCFI dan ASPPUK, berupaya mendorong sebanyak mungkin pegiat usaha lokal, khususnya UMKM, mempercepat adopsi platform digital demi mempertahankan bisnis di tengah adaptasi kebiasaan baru.

Terpisah, pegiat usaha yang mengikuti program ini adalah perempuan asal Klaten, Suyatmi. Dengan produk Aulya Lurik-nya, dia mengungkapkan, lewat program ini pihaknya mendapat pendampingan serta wawasan baru untuk berani memulai usaha secara online. Harapannya agar semakin meningkatkan penjualan, sehingga dapat menjadi produk unggulan dan kebanggaan Desa Karangasem-Klaten sekaligus turut melestarikan tenun lurik Indonesia.

"Melalui pendampingan ini, usaha saya yang awalnya sama sekali tidak dapat menghasilkan omzet akibat pandemi, kini perlahan mulai stabil bahkan mengalami peningkatan sebesar 10 persen," tandas Suyatmi.

Editor: Andika

Tags

Terkini

X