BANDUNG, suaramerdeka.com - Selama pandemi Covid-19, PT KAI menyebut bisnis angkutan barang kini menjadi sumber pendapatan utama. Hal ini tak terlepas dari ikhtiar optimalisasi angkutan barang mengingat seluruh KA penumpang sempat dikandangkan.
Baca Juga: KA Penumpang Distop, PT KAI Intensifkan Angkutan Barang
Baca Juga: AKB, Hampir Setengah dari Total KA Sudah Beroperasi
"Pada semester pertama tahun ini, pendapatan dari angkutan barang mencapai 43 persen dari total pendapatan," ujar Jubir PT KAI Pusat, Joni Martinus dalam keterangannya.
Dijelaskan, sepanjang Agustus, volume angkutan barang mencapai 3,9 juta ton. Raihan ini meningkat 6 persen dibanding bulan Juli, sebanyak 3,7 juta ton. Tren tersebut dinilai seiring mulai menggeliatnya kembali perekonomian.
Pengangkutan sejumlah komoditi misalnya terpantau meningkat dalam sebulan terakhir di antaranya seperti angkutan semen yang naik 10 persen menjadi 368 ribu ton dari 333 ribu ton pada bulan berikutnya. Demikian pula peti kemas naik 8 persen menjadi 339 ribu ton dari 315 ribu ton, CPO naik 22 persen menjadi 24 ribu ton dari 20 ribu ton, dan BBM naik 2 persen menjadi 181 ribu ton dari 178 ribu ton.
"Peningkatan ini juga menunjukkan kembali bergeraknya sektor industri dan perekonomian yang ditunjukkan melalui tumbuhnya pergerakan barang," katanya.
Selain itu, KAI melakukan penandatanganan kontrak baru dengan sejumlah perusahaan untuk angkutan barang. Salah satunya angkutan batu bara. Hal ini tampak pada meningkatnya volume angkutan batu bara sebesar 8 persen menjadi 2,8 juta ton di bulan Agustus dari sebelumnya 2,7 juta ton di bulan Juli.
Angkutan batu bara sendiri memegang porsi 72 persen dari total angkutan barang KAI pada Agustus 2020 atau sebanyak 2,8 juta ton. "Konsumsi industri yang semakin meningkat membuat angkutan batu bara kembali stabil, setelah sempat turun pada titik terendah yaitu hanya 2 juta ton pada bulan Juni lalu," katanya.
