SEMARANG, suaramerdeka.com - Setelah izin dibuka, 5 juta liter alkohol olahan akan diekspor dari Jawa Tengah. Menurut Kepala Kantor Wilayah Bea dan Cukai Jawa Tengah-DI Yogyakarta Padmoyo Tri Wikanto, bahwa etanol atau Alkohol sudah diizinkan kembali ekspornya. Karena, perhitungan produksi di dalam negeri untuk penanganan Covid-19 sudah kembali surplus. Artinya, kebutuhan dalam negeri tercukupi.
“Selama masa awal-awal pandemi Covid-19 di Indonesia (terhitung mulai Maret 2020), ekspor alkohol tidak diizinkan. Ini untuk memenuhi kebutuhan penanganan Covid-19, misalnya bahan baku hand sanitizer. Industri-industri harus memprioritaskan kebutuhan dalam negeri dahulu. Sekarang secara perhitungan sudah surplus, dan pemerintah mengizinkan kembali untuk kran ekspor. Ini juga untuk membangkitkan perekonomian dalam negeri, melalui sektor logistik ini,” jelas dia.
Secara simbolis sejumlah instansi di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, melepas ekspor perdana dan berkelanjutan produk alkohol olahan produksi PT Indo Acidatama, di Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS), Selasa (25/8). Rencananya, hingga akhir tahun setidaknya akan ada ekspor 5 juta liter alkohol olahan. Alkohol tersebut untuk kebutuhan industri di luar negeri.
Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung Emas Anton Martin, memerinci, setidaknya 815.220 liter alkohol olahan bernilai lebih dari Rp 10,1 Miliar telah di ekspor oleh PT Indo Acidatama. Terhitung mulai periode tanggal 16 Juli 2020 – 24 Juli 2020. Ekspor tersebut akan terus berlanjut.
“Namun karena bahan baku etil alkohol (alkohol murni) dalam negeri saat ini belum mencukupi, ada kerja sama impor dari Pakistan. Sudah diizinkan,” terangnya.
Terhitung sejak 24 Juli 2020 -24 Agustus 2020 ada impor etil alkohol sebanyak 1.292.893 liter dengan nilai mencapai Rp 13,8 Miliar. Etil Alkohol tersebut akan diolah di dalam negeri yang akan di ekspor kembali dengan tujuan seperti Filiphina, Singapura, Hongkong dan lain-lain, sehingga menghasilkan devisa.
Marketing Manager PT Indo Acidatama, Herudi Wijayanto menerangkan, berencana mengekspor 5 juta liter hingga akhir tahun 2020. Tujuan terbesarnya Filiphina. Mengingat adanya kebutuhan bahan baku, pihaknya meminta dukungan kepada pemerintah, melalui Bea Cukai agar diizinkan mengimpor bahan baku yakni alkohol murni dari Pakistan.
“Yang sudah dipastikan impornya (alkohol murni) dari Pakistan itu 4,5 juta liter. Akan bertambah lagi, rencana impor setidaknya total 10 juta liter. Ini untuk menambah kemampuan produksi untuk kebutuhan dalam negeri dan ekspor,” terangnya.
Total produksi perusahaan, 80 persen untuk kebutuhan dalam negeri, dan 20 persen ekspor. Sementara target prosuksi perusahaan setidaknya 50 juta liter hingga akhir tahun.
Sejumlah kepala instansi di antaranya, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah, Arif Sambodo, CEO PT Pelindo III Cabang Jawa Tengah Ali Sodikin, Kepala Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan Tanjung Emas (KSOP) Junaidi, dan lainya, menyampaikan optimismenya. Di mana keran ekspor yang dibuka dapat memicu eksportir dan importir lainnya untuk melakukan transaksi logistiknya. Hal itu akan membangkitkan perekonomian di Jawa Tengah.