Awal 2020, Jasa Angkutan Barang Alami Kendala

- Rabu, 4 Maret 2020 | 10:24 WIB
ANGKUTAN BARANG : Aktivitas angkutan barang di Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS), Pelabuhan Tanjug Emas. (suaramerdeka.com / Diaz Abidin)
ANGKUTAN BARANG : Aktivitas angkutan barang di Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS), Pelabuhan Tanjug Emas. (suaramerdeka.com / Diaz Abidin)

SEMARANG, suaramerdeka.com - Jasa angkutan barang mengalami penurunan pada dua bulan pertama pada awal tahun 2020 ini. Hal itu merebaknya Virus Korona (COVID-19) ke berbagai negara di belahan dunia. Selain itu juga oleh sebab beberapa kali banjir di Jakarta.

“Tren Ekspor-Impor barang sudah mengalami penurunan volume sejak awal tahun 2020, dampak dari merebaknya Virus Korona. Hal itu tentu saja berpengaruh terhadap utilitas jada angkutan barang truk di Indonesia,” kata Bambang Widjanarko, Wakil Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah-DI Yogyakarta, Selasa (3/3).

Terang Bambang, selama ini truk masih menjadi primadona transportasi angkutan barang dengan margin 80 persen. Jauh dibandingkan jasa kereta api, kapal laut/sungai, dan pesawat terbang secara berurutan.

Selain itu Bambang juga berpendapat, dalam dua bulan pertama pada tahun 2020, Jakarta sebagai sentra industri dan ekonomi Indonesia yang sudah berulang kali terendam banjir. Akibatnya, produksi dan distribusi barang pun sempat beberapa kali terkendala. "Hampir seluruh truk yang ada di Jawa dan Sumatera mengambil muatan dari Jakarta untuk didistribusikan ke pelosok-pelosok daerah," katanya.

Kekhawatiran yang terjadi, akan sulit berharap ada pertumbuhan di sektor logistik tanah air pada tahun 2020 ini. Bisa jadi malah minus dibanding tahun lalu. “Mengingat masih ada lagi masalah kesehatan yang sedang menghantui masyarakat Indonesia. Pemerintah telah mengumumkan ada warga negara yang positif virus tersebut. Bila kecemasan publik tidak teratasi, dampak ekonominya baru akan kita rasakan hari-hari kedepan,” beber dia.

Untuk mengatasi semua kehawatiran itu, Bambang menambahkan, semua pihak harus bisa meredam kepanikan yang berlebih.  Apalagi saling menyalahkan, karena justru akan semakin memperburuk situasi nasional. “Kami harus bisa berpikir logis, cermat dan bersikap hati-hati," tutupnya.

Editor: Andika

Tags

Terkini

X