Investasi PMA ke Jateng Meningkat

- Jumat, 27 Desember 2019 | 16:33 WIB
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat menggelar konferensi pers di Tombo Cafe, Bandara Ahmad Yani, Kota Semarang, Jumat (27/12). (suaramerdeka.com/Puthut Ami Luhur)
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat menggelar konferensi pers di Tombo Cafe, Bandara Ahmad Yani, Kota Semarang, Jumat (27/12). (suaramerdeka.com/Puthut Ami Luhur)

SEMARANG,  suaramerdeka.com - Investasi penanaman modal asing (PMA) yang masuk ke Jateng dari 2015 sampai 2019 ini, dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. Dari 10,63 persen pada 2015 lalu,  menjadi 32,27 persen pada 2019 ini.

"Yang menarik peningkatan tajam PMA masuk ke Jateng, pada 2016 sebesar 14,11 persen menjadi 31,67 persen pada 2017," kata Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat menggelar konferensi pers di Tombo Cafe, Bandara Ahmad Yani, Kota Semarang, Jumat (27/12).

Berbeda dengan PMA, investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN), justru mengalami penurunan dari 15,41 persen pada 2015 menjadi 14,97 persen pada 2019. Antara 2016 sampai 2018 sangat menarik, sempat naik sebesar 24,07 persen pada 2016 kemudian turun 19,87 pada 2017 dan kemudian naik menjadi 27,48 pada 2018.

"Diharapkan pada 2020 investasi naik, Presiden juga mengharapkan hal yang sama untuk itu kami meminta daerah lebih proaktif omnibus law di daerah terkait tanah dan perijinan, " tuturnya.

Sedangkan realisasi PMA sebesar Rp 120,47 triliun dengan 5.465 proyek dan menyerap 347.989 tenaga kerja. Untuk realisasi PMDN sebesar Rp 101,79 triliun dengan 8.054 proyek dan menyerap 230.623 tenaga kerja.

"PMA paling besar dari Jepang disusul dari Korsel dan China," tambahnya.

Daerah yang paling banyak masuk investasi PMA adalah Kabupaten Jepara, kemudian Batang dan Kota Semarang.  Sementara investasi PMDN paling banyak di Kabupaten Cilacap,  Kota Semarang dan Kabupaten Sukoharjo.


 

 

Editor: Maya

Tags

Terkini

X