SEMARANG, suaramerdeka.com - Sebanyak 3.000-an pedagang bakso di Kota Semarang menjadi target penggunaan QRIS untuk pembayaran digital seiring dengan semakin gencarnya pembayaran nontunai dalam setiap transaksi.
Sekretaris Asosiasi Pedagang Mie dan Bakso (Apmiso) Jateng Cucuk Wahyudi mengungkapkan, proses pengenalan QRIS selama enam bulan terakhir sudah menyasar sekitar 400 pedagang.
Sebagian besar sudah mengimplementasikan scan barcode melalui gadget pembeli dan memang sangat praktis.
''Harus diakui belum semua sadar untuk cashless, banyak juga pembeli yang memilih tunai. Tapi dengan kondisi pandemi kita harus lebih waspada dan dengan QRIS sangat simple digunakan tinggal discan saja kita nggak harus menyiapkan uang kembalian,'' kata Cucuk di sela acara penyerahan PSBI dan Launching QRIS Apmiso.
Baca Juga: Pemberantasan Narkoba Butuh Kolaborasi, Wapres: Partisipasi Aktif Masyarakat Diperlukan
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Pribadi Santoso mengatakan, Apmiso menjadi salah satu paguyuban yang sadar akan manfaat teknologi.
"Bank Indonesia, Link Aja dan pengurus Apmiso telah mengimplementasikan QRIS ada sekitar 142 pedagang bakso anggotanya dan ini akan semakin meningkat jumlahnya," kata Pribadi.
Hadir pula dalam kesempatan ini Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah Andry Prasmuko.
BI juga memberikan dukungan untuk pengembangan UMKM anggota Apmiso melalui pemberian bantuan untuk mengembangkan usaha penggilingan bakso.
Baca Juga: Polemik Video Santri Menutup Kuping, Pengamat: Budaya Digital Buat Seseorang Kian Reaktif
Artikel Terkait
Gerakkan Ekonomi, Apmiso-Papmiso Jateng Angkat UMKM Lewat QRIS
Layanan QRIS untuk Pelaku Budaya Melalui Teknologi Transaksi Digital
BI Jateng : Lebih dari 600 Pedagang UMKM Jateng Gabung QRIS
QRIS Dinamis Dukung Transaksi Nontunai di SGS 2021, Lebih Praktis dan Higienis
Serahkan Bantuan ke Apmiso, Bank Indonesia Jawa Tengah Launching QRIS