JAKARTA, suaramerdeka.com - Industri penerbangan di Indonesia menunjukkan perkembangan pertumbuhan sejalan dinamika bisnis. Salah satunya pusat perawatan dan perbaikan pesawat (maintenance, repair, overhaul - MRO) yang masih memiliki peluang besar dari pangsa pasar yang ada. Dalam menjawab tantangan dan peluang era sekarang serta masa mendatang, berbagai inisiasi perlu dilakukan guna mendukung sektor aviasi secara keseluruhan.
Batam Aero Technic (BAT), perusahaan yang fokus di bidang perawatan dan perbaikan pesawat udara member of Lion Air Group melaksanakan kesepakatan pengembangan kerjasama (partnership agreement) dengan perusahaan terkemuka antara lain Airbus, AirFi Indonesia, Honeywell, Pratt & Whitney Canada dan Victor Enterprises | Authorised ExxonMobil.
Penandatanganan dilakukan oleh President Director of Batam Aero Technic (BAT), I Nyoman Rai Pering Santaya bersama Head of Services Sales Airbus Asia Pacific, Cecile Houdet; President Director PT Dua Surya Dinamika (Airfi Indonesia), Satish I. Mahtani; President Director PT Honeywell Indonesia, Roy Kosasih; General Manager Pratt & Whitney Canada, Tham Eng Kit dan Chief Executive Officer (CEO) Victor Enterprise, ExxonMobil, Alan Lim. Pencapaian ini dilaksanakan di Jakarta bertepatan rangkaian acara Aviation MRO Indonesia (AMROI) ke-7 atau konferensi perawatan pesawat.
President Director Batam Aero Technic, I Nyoman Rai Pering Santaya mengatakan, BAT dengan bangga melakukan pengembangan usaha bersama mitra terkait yang bertujuan menciptakan sinergitas guna meningkatkan kemampuan BAT serta mendukung industri aviasi. Dengan demikian diharapkan mampu membentuk iklim usaha yang komprehensif.
“BAT menyambut baik bentuk kerjasama pada kesempatan ini, dengan optimis kerjasama yang terjalin akan menambah diversifikasi BAT, sehingga memperluas dan memperkuat kemampuan BAT dalam penyerapan pasar MRO di Indonesia dan luar negeri. BAT terus berusaha mempertahankan kolaborasi yang berkesinambungan. Oleh karena itu, BAT menilai dari partnership agreement dapat menambah kepercayaan dan memberikan peluang untuk mengukuhkan kiprah BAT secara internasional terutama kemampuan perawatan komponen dan pesawat udara,” paparnya.
Dengan berjalannya kolaborasi strategis ini, diharap bisa mengakomodasi tersedianya lapangan pekerjaan, menghemat penggunaan devisa untuk industri penerbangan nasional, menarik devisa dari luar dengan memasarkan dan menjual jasa perbaikan pesawat ke negara-negara lain, efisiensi dan mengurangi beban biaya industri angkutan udara nasional, serta dapat melakukan proses alih teknologi.
“BAT akan terus menjajaki peluang kerjasama atau kesempatan bisnis dengan berbagai pihak, yang dapat meningkatkan kapabilitas dan memberikan pelayanan kepada lebih banyak maskapai Lion Air Group, baik di domestik dan dari berbagai dunia,” pungkas I Nyoman Rai Pering.