Laba Tahun Berjalan SIG Naik Menjadi Rp 2,499 Triliun, Beban Utang Ditekan hingga 21 Persen

- Rabu, 15 Maret 2023 | 12:30 WIB
Karyawan monitor proses produksi semen melalui Central Control Room (CCR) di Pabrik Rembang, Jawa Tengah. (SM/SIG)
Karyawan monitor proses produksi semen melalui Central Control Room (CCR) di Pabrik Rembang, Jawa Tengah. (SM/SIG)

JAKARTA, suaramerdeka - SIG mengumumkan kinerja keuangan konsolidasian tahun 2022 (FY 2022). 

Pendapatan SIG tercatat sebesar Rp36,379 triliun, dengan Laba tahun berjalan senilai Rp2,499 triliun.

Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan, SIG mampu mencatatkan kinerja positif pada 2022 di tengah kondisi pasar yang mengalami kontraksi dan peningkatan biaya energi. 

Baca Juga: Ramalan Weton 15 Maret 2023, Rabu Kliwon, Perhatikan Penampilan, Harapan dan Keberuntungan akan Datang

Hal tersebut terlihat dari peningkatan Laba bersih, yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk, sebesar 15,5% menjadi Rp2,365 triliun.

Dibandingkan periode yang sama pada 2021 sebesar Rp2,047 triliun.

SIG menerapkan prinsip kehatian-hatian dalam menjalankan bisnis untuk dapat terus mempertahankan kinerja positif di tengah kondisi pasar yang semakin menantang dan peningkatan biaya energi,” kata Vita Mahreyni.

Baca Juga: Dibilang Mirip Pendahulunya, Cek 5 Kelemahan Ponsel Galaxy S23 Ultra Sebelum Beli

Lebih lanjut Direktur Keuangan & Manajemen Resiko SIG, Andriano Hosny Panangian mengatakan, capaian operational excellence pada lini produksi tercapai melalui pemenuhan sumber energi dari batu bara dengan harga domestic market obligation (DMO).

Selain itu dengan optimalisasi pengelolaan biaya operasional pada beban umum dan pemasaran, sehingga beban pokok terkendali di level 2,9% dan beban usaha turun hingga 5,9%.

Beban Utang sepanjang tahun lalu juga berhasil ditekan hingga 21%.

Baca Juga: Cek Harga 6 Mobil Mini SUV yang Paling Dicari Tahun Ini, Siap Hadapi Kemacetan Kota Bersama Keluarga

Yakni melalui penurunan tingkat Utang, reprofiling sebagian utang menjadi Sustainability Linked Financing yang memiliki tingkat margin bunga lebih rendah.

Selain itu juga telah dilakukannya langkah antisipasi atas kenaikan tingkat suku bunga dengan interest rate fixing sebagian utang.

Halaman:

Editor: Hendra Setiawan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X