Opini
26 Maret 2021 , 00:20 WIB
''Teater'' Balas Dendam
MESKIPUN untuk beberapa saat pertama terasa menyenangkan, melegakan, dan memuaskan, tindakan balas dendam dipastikan berbuntut panjang. Lihatlah ''teater'' balas dendam politik antarpolitikus Partai Demokrat, yang katanya dibangun dari arsitektur sakit hati himpunan orang-orang lama di partai itu, juga orang di luar partai yang tersingkirkan atau sengaja disingkirkan, karena ditimbang sudah tidak sejalan dengan pemegang tampuk kekuasaan partai. Mereka kemudian bersekutu, berikhtiar merebut partai dengan bantuan dan melibatkan orang ketiga. Yang notabene orang Istana. Dengan cara apa saja, sekaligus menghina moral dan etika.