Paracycling Siapkan Tes Internal Usai Batalnya Kejuaraan Dunia di Brasil

- Rabu, 3 Maret 2021 | 09:08 WIB
PACU SEPEDA: Pebalap sepeda pelatnas NPCI Muhammad Fadli Imammuddin memacu sepedanya dalam latihan di velodrome Manahan, Solo. (suaramerdeka.com / Setyo Wiyono)
PACU SEPEDA: Pebalap sepeda pelatnas NPCI Muhammad Fadli Imammuddin memacu sepedanya dalam latihan di velodrome Manahan, Solo. (suaramerdeka.com / Setyo Wiyono)

SOLO, suaramerdeka.com – Para pebalap sepeda pelatnas National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) yang bermarkas di Solo, batal beradu kebut ke Brasil. Sebab, kejuaraan dunia balap sepeda difabel atau paracycling yang semula diagendakan pada  25-28 Maret 2021 itu, urung digelar.

‘’Nampaknya, pandemi Covid-19 yang belum menunjukkan tren menurun, menjadi alasan utama pembatalan kejuaraan dunia di Brasil yang masuk kalendar Union Cycliste Internationale (UCI) itu,’’ kata pelatih kepala dan koordinator tim pelatnas pracycling NPCI, Fadilah Umar, Rabu (3/3).

Padahal, ajang yang sedianya mengelar nomor-nomor khusus track tersebut sekaligus merupakan bagian prakualifikasi dalam rangkaian perburuan tiket menuju Paralympic Tokyo 2021. Dua pebalap pelatnas yang saat ini menjalani training camp (TC) di Solo, sejak semula diprogramkan memburu tambahan tiket Paralympic melalui ajang tersebut. Keduanya adalah Muhammad Fadli Imammuddin yang masuk klasifikasi disabilitas C4 dan Marthin Losu di kelas C5.

‘’Namun karena kompetisi di Brasil batal, maka agenda itu dialihkan jadi semacam kompetisi internal atau tes kemampuan kecepatan di velodrome Manahan pada pekan ketiga Maret nanti,’’ jelas Umar, dibantu asisten pelatih Rizan Setyo Nugroho.

Lima nomor lomba disiapkan dalam tes bagi kedua atlet tersebut. Yakni sprint 200 meter, 1.000 meter, 4.000 meter individual pursuit (IP), point race dan team time trial (TTT). Namun khusus nomor point race dan TTT, bakal melibatkan awak mekanik Diwan Fiar Pradana yang juga merupakan pebalap jebolan Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLOP) Balap Sepeda Jateng. ‘’Keberadaan Diwan bisa menjadi sparring partner kedua atlet itu,’’ ungkap Umar.

Di sisi lain, batalnya penyelenggaraan kejuaraan dunia paracycling di Brasil, membuat kesempatan untuk memburu tambahan poin menuju Paralympic Games Tokyo, tinggal tersisa single event pada Juli mendatang. Menurut pelatih yang juga dosen Fakultas Keolahragaan (FKor) UNS Surakarta itu, ada dua kejuaraan prakualifikasi Paralympic yang berhimpitan waktunya pada bulan tersebut.

‘’Kami baru pertimbangkan, apakah nanti mau ikut kejuaraan dunia road race di Portugal atau kejuaraan berskala Asia. Sebab, waktu penyelenggaraannya berhimpitan,’’ tutur Umar.

Editor: Andika

Tags

Terkini

X