SELAMA empat hari, 7-10 Agustus lalu, perhelatan olahtraga ‘’keras’’ muaythai mempertontonkan keberadaannya di tengah masyarakat Kota Semarang. Ya, dalam ‘’pesta’’ itu selain digelar kejuaraan daerah tingkat Jateng memperebutkan piala dari Wali Kota Semarang, juga diadakan pelatikan Pengurus Provinsi (Pengprov) Muaythai Indonesia (MI) Jateng sekaligus pelatikan dan pengukuhan 23 pengurus tingkat kabupaten dan kota.
Meriah, itulah kesan yang dilahirkan dalam pergelaran tersebut, karena event yang diikuti sekitar 160 atlet dari kelompok pemula, kadet, junior dan senior itu juga dihadiri Ketua Umum Pengurus Besar (PB) MI, Dr Sudirman SH, MH, serta sejumlah pembina dari klub-klub muaythai seperti Ikhawan Ubaidillah, Didik Hertanto dan lainnnya.
Jika melihat dan mendengar apa yang diungkapkan Sudirman dalam wawancara dengan para wartawan, dan juga saat memberi pencerahan kepada warga muaythai, rasanya cabang olahraga ini masih sangat muda, bak ‘’bayi’’ yang baru bisa merangkak, belum genap 10 tahun. Namun pola pembinaan yang dilakukan, baik dalam hal pembangunan sistem organisasi, adminsitrasi maupun sumber daya manusia, kiranya tak berlebihan cabang ini bisa disebut sebagai ‘’bayi ajaib’’,
Betapa tidak, dari sisi organisasi kini sudah terbentuk 34 Pengrpov di Tanah Air dengan rutusan Pengkab/Pengkot. Sudirman mengajak seluruh komponen untuk benar-benar memperhatikan soal organisasi ini, karena dia berprinsip bahwa dengan wadah yang baik akan memudahkan organisasi ini dalam mencapai tujuan.
Satu kunci yang dipegang oleh muaythai dalam setiap gerak dan langkahnya adalah: Sikap dan Perbuatakan harus satu, harus selaras dan serasi. Dengan konsep itu maka pengembangan muaythai akan tertata dengan baik, pembinaan organisasi dan penciptaan prestasi atlet akan bisa terencana dengan apik pula.
Karena itulah kepada semua personel pengurus baik di tingkat Jateng maupun kabupaten/kota harus menyadari betul tugas dan fungsinya ketika mereka duduk dalam sebuah organisasi olahraga, khususnya muaythai. Dalam hal ini, komunikasi menjadi kunci penting agar organisasi ini berjalan dinamis dan yang penting lagi terbentuk organisasi yang sehat.
Ini penting, karena Muaythai Indonesia juga telah menginduk kepada organisasi tingkat Asia dan dunia. Sementara secara kelembagaan di Indonesia, muaythai pun telah menjadi anggota KONI dan KOI. Dengan demikian, semua elemen yang ada di ‘’rumah muaythai’’ ini harus tunduk dan taat pada semua aturan yang berlaku.
Apresiasi Para Tokoh
Ketua Umum PB MI juga mengapresiasi para tokoh di Jateng yang mendukung penuh pengembangan olahraga ini, seperti organisasi sosial kemasyarakatan Lindu Aji, klub Rambo Semarang. Tak ketinggalan daerah-daerah seperti Salatiga, Grobogan, Banyumas, Surakarta, Kendal dan lainnya.
Apa yang dikemukakan oleh Sudirman tersebut, tentu diiyakan pula oleh Ketua Umum Pengprov MI Jateng, Hartono. Menurut dia, sebagai olahraga baru pihaknya kini memang fokus mengembangkan cabang ini ke berbagai daerah. Makanya saat ini walau menhhadapi berbagai kendala, Jateng sudah berhasil membentuk 23 pengurus di tingkat kabupaten/kota. Organisasi memang penting, namun sejalan dengan pembentukan pengurus cabang, soal pembinaan dan pencetakan prestasi atlet tidak boleh ditinggalkan. ‘’Bentuk dan bangun klub-klub di daerah, karena di sinilah basis pembinaan atlet bisa dilakukan,’’ ujarnya.
Berbagai unsur penting dalam upaya menggapai goal itu tak bisa ditinggalkan, misalnya dengan mencetak oelatih, wasit dan juri yang memenuhi standar nasional maupun internasional. Maka, Pengprov MI Jateng dalam waktu dekat akan menyelenggarakan sertifikasi pelatih, wasit dan juri. Ketika para pelaku lapangan ini sudah standar atau tersertifikasi, tentu kuantitas dan kualitas organisasi dan atlet akan bisa terjaga.
Sepertinya halnya di tingkat nasional yang menyediakan ruang bagi para atlet, pelatih dan juri untuk mengembangkan diri, maka di Jateng pun dibuat ruang kompetisi yang terjadwal, seperti kejuaraan daerah senior, kejuaraan juinor, pelajar dan event lainnya. Pertandingan atau kompetisi sangat penting bagi semua elemen untuk mengasah diri.
‘’Karena itulah saya sangat berharap agar pengurus bisa menjalankan tugas dengan baik sesuai aturan. Saya tidak mau ada pengurus yang mengurus pengurus, pengurus yang hanya papan nama. Semua harus fokus pada pembangunan muaythai dan mencetak atlet yang berprestasi,’’ katanya.
Bukti dari apa yang dikatakan Hartono itu adalah keberhasilan sejumlah atlet Jateng dalam kejuaraan nasional senior, kejuaraan nasional junior dan kejuaraan antarpelajar Bahkan saat ini, salah satu atlet Jateng, Irvan Aji Maulana telah mengisi ruang latihan di Pelatnas yang disiapkan untuk SEA Games Filipina, akhir tahun ini.