JAKARTA, suaramerdeka.com - Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Nasdem Taufik Basari meminta Polri berhenti berdalih soal gas air mata dalam tragedi di Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur yang menelan 132 korban jiwa.
Berdasarkan informasi yang dihimpun tim suaramerdeka.com dari berbagai sumber, Taufik menilai bahwa gas air mata tersebut memang secara jelas menjadi pemicu kepanikan massal.
Hingga akhirnya mengakibatkan penonton panik, berdesakan, hingga akhirnya meninggal dunia.
Baca Juga: Rangers vs Liverpool: Tekad The Reds Kembali Tren Positif Usai Dihajar The Gunners
“Lebih baik Polri mengakui bahwa gas air mata adalah pemicu dan penyebab jatuhnya korban,” ujarnya
Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Nasdem ini menegaskan bahwa tindakan aparat kepolisian menembakan gas air mata dalam peristiwa Sabtu, 1 Oktober 2022 itu harus diusut tuntas melalui jalur pidana.
“Penggunaan gas air mata oleh personel aparat dalam stadium adalah kesalahan yang dapat dimintakan pertanggungjawaban pidana,” sebutnya.
Baca Juga: Bakal Resesi 2023, Berikut Deretan 7 Negara Diramal Terancam, Termasuk Indonesia?
Taufik menyatakan bahwa gas air mata yang digunakan sejatinya untuk membubarkan massa.
Bukan untuk melumpuhkan atau meredakan kerusuhan.
Semestinya, pihak kepolisian mempertimbangkan kembali penggunaannya di lapangan jika terjadi kerumunan.
Baca Juga: Lucinta Luna Tersenyum Disinggung Pernah jadi Mantan Rizky Billar, Beneran Nih?
Apalagi dalam situasi ribuan penonton yang berdesak-desakan.
“gas air mata tidak dapat pula digunakan pada kerumunan yang tidak dapat berpencar karena akses membubarkan diri yang terbatas,” ujarnya.
Pemahaman personel yang ditugaskan di lapangan harus kembali diperhatikan untuk menghindai kelalaian fatal seperti ini.
Artikel Terkait
TGIPF Kanjuruhan Mulai Susun Kesimpulan, Mahfud MD: Kita Rekomendasikan Terobosan Hukum Baru
Mahfud MD Akui Pihak Terkait Insiden Kanjuruhan Saling Lempar Tanggung Jawab: Agak Kacau
Korban Tragedi Kanjuruhan Bertambah 1 Suporter Perempuan Aremania, Kini Total Jadi 132 Orang Meninggal Dunia
Rusuh Isu Gas Air Mata Kedaluwarsa di Kanjuruhan, Pakar Kimia Universitas Pertahanan: Itu Tidak Mematikan