AMBARAWA, suaramerdeka.com - Kasat Lantas Polres Semarang, AKP Muhammad Adiel Aristo melalui Kapos Ambarawa, Iptu Ari Parwanto meminta kontraktor pelaksana Proyek Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) Ambarawa segera menambah rambu peringatan, pembatas, serta lampu penerangan di area proyek. Permintaan itu disampaikan ketika rakor di Pendapa Kecamatan Ambarawa, belum lama ini.
Tujuannya agar seluruh masyarakat pengguna kendaraan yang melintas di Jalan Jenderal Sudirman Ambarawa, tahu kalau di ruas jalan tadi ada proyek disamping menekan terjadinya kecelakaan lalu lintas di lokasi proyek.
“Kami dari Satlantas mendukung sepenuhnya untuk kegiatan pembangunan, baik nanti rekayasa maupun pengaturannya. Antisipasi diperlukan supaya tidak menimbulkan gangguan, kecelakaan, maupun gangguan sosial lainnya,” kata Iptu Ari, kemarin.
Sejalan dengan itu, pihaknya meminta ada kajian dan musyawarah bersama melibatkan berbagai pemangku kepentingan. “Ini perlu, karena fokus pekerjaannya di kawasan perekonomian,” tegasnya.
Di lokasi kegiatan peningkatan kualitas permukiman kumuh Kawasan Palagan, Kabupaten Semarang tadi, sepengetahuannya ada median jalan yang bisa digeser dan median jalan paten. Sehingga ketika pekerjaannya di area median jalan yang bisa digeser, tentu bisa menyesuaikan. Tetapi ketika pekerjaan sampai di area median jalan yang paten, dimungkinkan bakal dijalankan rekayasa lalu lintas satu arah.
“Intinya kita siap, mau dibuat satu arah. Dibuat satu lajur saja dimatikan kita juga siap. Sedangkan saran dari kami, yang digarap satu arah dahulu dari arah Semarang ke Yogyakarta. Harapannya rekayasa lebih mudah,” beber Iptu Ari.
Kepala DPU Kabupaten Semarang, Totit Oktoriyanto mengungkapkan, kajian teknis yang dibahas di DPU pada 28 Desember 2020 juga membahas rencana teknis lalu lintas. Dari pertimbangan letak geografis Ambarawa yang sering dilanda hujan akhir-akhir ini, menurut dia, sangat dimungkinkan ada air limpas dari Gang Gatot Subroto.
“Ketika rapat kemarin saya menyarankan, dan waktu itu diterima di diskusi rapat. Intinya semester satu tidak mengerjakan di yang sisi utara. Karena bersamaan dengan datangnya air, bisa berantakan (materialnya-Red) di jalan,” ungkap dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, progres capaian Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku dari Kementerian PUPR minus. Pernyataan itu disampaikan Koordinator Tim Kotaku Kabupaten Semarang, Yosef Krido Priyono, ketika memandu rapat koordinasi dengan beberapa pemangku kepentingan dan perwakilan masyarakat di Pendapa Kecamatan Ambarawa, Selasa (2/2) siang. Kenapa minus? Ia mengungkapkan, hal itu disebabkan adanya berbagai permasalahan di lapangan.
“Nah, ada problem. Kalau sekarang progresnya masih minus ya. Dikhawatirkan nanti pada akhir November 2021 tidak akan tercapai,” ungkap dia.
Untuk itu, pihaknya berharap ada masukan dari pemangku kepentingan dan perwakilan masyarakat. Dalam hal ini dari Satlantas Polres Semarang, Dinas Perhubungan, dan kontraktor yang mengerjakan.
“Pemerintah Kabupaten Semarang mendukung penuh Program Kotaku di Ambarawa. Progresnya terlambat, maka perlu didiskusikan. Sumbatan-sumbatan apa yang barang kali bisa kita urai supaya progresnya bisa lebih cepat tetapi kepentingan masyarakat harus diutamakan,” jelasnya.