Wali Kota Tegal Lestarikan Bahasa Ibu, Pakai Bahasa Tegal Saat Gunakan WhatsApp

- Senin, 14 Desember 2020 | 06:25 WIB
MEMBUKA SARASEHAN : Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono membuka Sarasehan Kepengarangan Sastra Jawa III bertajuk ''Pemberdayaan Bahasa Tegalan'. (suaramerdeka.com / Riyono Toepra)
MEMBUKA SARASEHAN : Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono membuka Sarasehan Kepengarangan Sastra Jawa III bertajuk ''Pemberdayaan Bahasa Tegalan'. (suaramerdeka.com / Riyono Toepra)

TEGAL, suaramerdeka.com - Tak hanya gencar membangun infrastruktur dengan menyulap kawasan Taman Pancasila dan Alun-Alun menjadi lebih ''cantik'' dan dinamis. Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono, pun antusias memperhatikan upaya melestarikan bahasa ibu. Hal itu terungkap saat membuka Sarasehan Kepengarangan Sastra Jawa III bertajuk ''Pemberdayaan Bahasa Tegalan'', yang digelar Yayasan Podhang Semarang, di Hotel Premiere, Kota Tegal, Sabtu (12/12).

''Wis ora usah angel-angel. Angger pengin basa (Bahasa) Tegalan terus lestari, ya mulai saiki dibiasakaken, angger WA-nan (WhatsApp) nang handphone (hp), nganggo basa Tegalan. Bocah-bocah cilik, wong enom, wong tua ya mengko pada tiru-tiru. Ta jamin basa Tegal orang bakal ilang. Soale dinggo terus ben dina sih,''ucap Wali Kota Tegal, yang memberi sambutan dengan bahasa Tegal.

Ucapan Wali Kota Tegal di atas, bila diterjemahkan, ''Sudah, tak perlu sulit-sulit. Jika ingin bahasa Tegalan terus lestari, ya mulai sekarang dibiasakan, kalau WA di hp, pakailah bahasa Tegala. Anak-anak kecil, orang muda, orang tua, nanti pasti ikut-ikutan. Saya jamin bahasa Tegal tidak bakal hilang. Karena dipakai terus setiap hari."

Di sisi lain, dia juga sangat apresiatif dan acungi jempol, terhadap semua pihak. Seperti dari kalangan seniman, budayawan, penyair, musisi dan akademisi, yang dinilainya tak lelah terus menggelorakan bahasa Tegal atau Tegalan, lewat karya-karyanya.

Baca juga: "Tegal Golet Bos Muda" Masuk Top 20 Inovasi Pelayanan Publik Jateng

Itu menunjukkan, semangat dari semua pihak tak pernah luntur sedikitpun, demi melestarikan bahasa ibu, yang di berbagai belahan dunia, jumlahnya terus menyusut. Tapi dia bersyukur para pejuang pelestari bahasa Tegal terus mempertahankan dan meningkatkan kualitasnya.

Berkait dengan kualitas bertutur dan berbahasa, menurut Dedy Yon Supriyono, hendaknya para pihak yang terkait dapat menyusun tata krama atau tata bahasanya. Seperti bila berbicara dengan orang yang lebih tua dengan orang yang kedudukannya sejajar, tentu perlu ada tingkatannya. ''Mosok berbicara sama orang tua, Pak Pan Merad? (Pak mau pergi?-red),'' sentak dia, yang langsung mengundang tawa peserta sarasehan, yang dijamu minuman tradisional Kelapa Muda Hijau, lagu-lagu khas Tegalan.

Sarasehan kian gayeng, ketika menampilkan moderator putra almarhum dalang kondang Ki Enthus Susmono, Ki Haryo Enthus Susmono. Karena kerap diselingi dengan penampilan sosok wayang golek ''Lupit'' dan ''Slentheng'', yang kocak dan sering menyelipkan kritik tajam.

Wakil Wali Kota Tegal pertama, Dr Maufur MPd yang membahas ''Mertabatna Basa Tegalan'' mengatakan, sebenarnya sudah ada tingkatan dalam berbahasa tersebut. Seperti yang tertuang dalam Kamus Bahasa Tegalan yang disusun Mohammad Hadi Utomo. Dia juga setuju dengan ajakan Wali Kota Tegal, agar masyarakat tak perlu malu-malu, ragu dan gengsi, dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Tegalan, dalam kehidupan sehari-hari, kapan pun dan di mana pun.

Editor: Andika

Tags

Terkini

X